Wakil Presiden (Wapres) RI Ma'ruf Amin menegaskan tidak akan mencalonkan lagi sebagai calon wakil presiden (cawapres) di Pilpres 2024. Menurutnya ia terlalu tua untuk menjabat lagi di pemerintah.
Hal itu dikatakan oleh Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) ketika melakukan konferensi press usai menghadiri Milad Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) ke-95 di Auditorium Universitas Negeri Padang (UNP) Padang, Jumat (5/5).
"Saya kan sudah bilang, umur saya ini sudah tua. Sekarang sudah 80 tahun, besok 81. Saya kira sudah terlalu tua menjadi cawapres, saya pikir sebaiknya yang muda-muda saja," katanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ma'aruf Amin mengatakan selain karena usianya yang sudah tidak lagi muda, ia mengatakan sudah merasa cukup untuk mengabdi selama lima tahun sebagai pejabat negara selama lima tahun menjabat sejak 2019 silam.
"Saya kira cukup lima tahun saya mengabdi sebagai pejabat negara, bagaimanapun umur itu harus dihitung," katanya.
Kendati demikian, Ma'ruf menyebut tak akan berhenti mengabdi meskipun tak memegang jabatan sebagai pejabat negara.
"Saya akan terus berkiprah, tetapi bukan lagi sebagai wakil presiden. Berhenti mengabdi itu ketika saya telah dipanggil sang pencipta," katanya.
Dalam acara 1 abad PERTI, Ma'ruf mendukung Syekh Sulaiman Ar-Rasuli atau Inyiak Canduang sebagai Pahlawan Nasional karena berperan dalam kemajuan pendidikan, dakwah dan ukhuwah islam di Indonesia.
"Saya mendukung usulan agar beliau Sulaiman Arrasuli ditetapkan sebagai pahlawan nasional," pungkasnya.
"Tiap awal 100 tahun itu ada orang yang melakukan perbaikan, bukan pengajarannya tapi pengorganisasian dan pengelolaannya supaya menjadi lebih baik lagi," tambahnya.
Ma'ruf juga menyebut perjuangan atau jihad ulama hari ini yaitu membantu pembangunan. Hal itu sesuai dengan mewujudkan Indonesia sebagai negara maju pada 2045.
Indonesia ditargetkan menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbesar dunia. Di mana negara ini akan disejajarkan dengan negara-negara maju lainnya di dunia. Oleh karena itu diperlukan Sumber daya manusia yang baik untuk mendukungnya baik dalam bidang teknologi maupun agama.
"Dulu, ulama kita telah berperang mengusir Belanda, sekarang kita tidak lagi berperang tapi pembangunan," katanya.
"Kita menargetkan Indonesia menjadi salah satu sistem ekonomi terbesar di dunia. Dan menjadi negara maju. Kuncinya kita harus bersama sama dalam mewujudkan itu," pungkasnya.