Jubir Buka Suara soal Hoaks Prajurit TNI Deklarasi Anies Presiden
Juru Bicara (Jubir) bakal calon presiden Anies Baswedan, Hendri Satrio, meminta seluruh masyarakat Indonesia tak menyebarkan berita bohong atau hoaks saat gelaran Pemilu 2024.
Hal ini disampaikan merespons video hoaks yang diunggah di YouTube yang menarasikan prajurit dipimpin Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mendeklarasikan diri dukung Anies sebagai presiden.
"Harusnya kita semua seluruh rakyat Indonesia, enggak hanya pendukung Anies itu tidak melakukan dan menyebarkan berita bohong," kata pria akrab disapa Hensat itu di Jalan Situbondo 6, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (17/5).
Hensat mengatakan pembuatan video hoaks tersebut bisa dilakukan oleh siapa saja. Baginya, alat untuk membuat video seperti demikian tak dimonopoli oleh kelompok tertentu dan bisa dilakukan banyak pihak.
"Itu bisa siapa aja yang bikin," kata dia.
Hensat mengatakan kabar bohong yang disebarkan di media sosial tak bagus bagi demokrasi dan kemajuan Indonesia. Karenanya ia menegaskan lagi agar tak menyebarkan kabar bohong.
"Apapun tujuannya. Karena bohong itu dosa," kata dia.
Beredar video berdurasi 8 menit 2 detik yang diunggah akun Youtube Menara Istana dengan judul 'dipimpin Langsung Panglima yudo margono !! ribuan TNI resmi deklarasi Anies presiden 2024'.
Video memperlihatkan seorang anggota TNI berbicara namun dalam kondisi mulut memakai masker. Selain itu, terlihat cuplikan Anies hingga Laksamana Yudo Margono. Video telah ditonton hingga 31 ribu kali hingga Rabu (17/5) sore.
Puspen TNI menyatakan video itu telah diedit menjadi seolah-olah kegiatan Panglima TNI bersama Anies.
"Perlu diketahui bahwa kegiatan oleh raga Anies Baswedan di Kopasus pada tanggal 9 November 2019 ketika itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI. Jadi bukan Anies Baswedan dengan anggota partai NasDem di Jawa Barat seperti yang dinarasikan dalam video YouTube itu," dikutip dari keterangan tertulis Puspen TNI, Rabu.
Puspen TNI juga menyatakan apa yang disampaikan anggota TNI di dalam video juga telah diedit. Puspen TNI kini tengah menyelidiki video yang diunggah ke media sosial itu.
(rzr/rds)