Pakar soal PKS-PAN-PPP Diramal Kompas Tak Lolos: Partai Islam Gagal

CNN Indonesia
Rabu, 24 Mei 2023 10:31 WIB
Ilustrasi Pemilu 2024. CNN Indonesia/Safir Makki
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro mengatakan partai politik berbasis Islam mengalami kecenderungan tak lagi menarik bagi pemilih di Pemilu 2024 karena dianggap gagal mengorganisasikan diri dan disibukkan pelbagai konflik internal selama ini.

Hal demikian disampaikan merespons hasil survei Litbang Kompas yang memperlihatkan sejumlah partai politik (parpol) berbasis Islam seperti PAN, PKS dan PPP diprediksi tidak lolos ke DPR di Pemilu 2024 lantaran tidak memenuhi ketentuan ambang batas parlemen atau Parliamentary Threshold (PT) 4 persen.

"Partai-partai Islam menjadi tak begitu menarik bagi pemilih. (Partai Islam) gagal mengorganisasikan dirinya," kata Agung kepada CNNIndonesia.com, Rabu (24/5).

Agung menjelaskan proses institusionalisasi partai-partai berbasis Islam kini mulai terkikis. Dibanding partai berhaluan nasionalis lainnya, ia menganggap partai-partai Islam mulai gagap merespons tantangan zaman dan dinamika internal.

Ia mencontohkan PPP, PKS dan PAN belakangan ini kerap disibukkan oleh konflik internal ketimbang mengorganisir diri lebih baik.

PPP sempat dilanda konflik perebutan pucuk kepemimpinan antara Mardiono dari Suharso Monoarfa. Kemudian PKS terdapat dinamika internal ketika beberapa petingginya seperti Anis Matta dan Fahri Hamzah memutuskan keluar dan membentuk Partai Gelora. Konflik internal juga terjadi di PAN beberapa waktu lalu ketika Amien Rais memutuskan keluar dan membentuk Partai Ummat.

"Mereka juga bawa nama agama ya yang sakral, tapi mereka gagal membawa itu dalam keseharian, semisal dalam hadapi konflik, dalam berpolitik, bagaimana mereka mau survive ketika hadapi Pileg?" kata Agung.

Tak berhenti sampai di situ, Agung mengatakan partai berbasis Islam kini tak memiliki figur sentral untuk membawa pelbagai suara dan platform partai bisa sampai ke 'tangan' pemilih. Imbasnya, para pemilih kurang merasa dekat dengan partai.

Agung mengatakan kondisi ini terjadi lantaran faktor identitas ketokohan lebih kuat ketimbang identitas partai itu sendiri dalam perpolitikan di Indonesia kini.

"Efeknya pemilih tak merasa memiliki partai tersebut. Sehingga ke depan tugas utama partai Islam harus menentukan figur partai yang paling dekat dengan mereka agar pemilih bisa memiliki partai itu," kata dia.

Agung juga mengatakan strategi dan isu yang dibawa partai Islam tampak serupa dengan partai-partai berhaluan nasionalis atau non-agama lainnya. Ia juga menilai partai berbasis Islam lebih banyak menggarap segmen pemilih sosiologis ketimbang pemilih rasional. Pemilih sosiologis, lanjutnya, dicirikan dengan perilaku memilih yang mengedepankan kesamaan agama atau suku tertentu.

Karenanya, Agung beranggapan partai-partai Islam memiliki tugas besar untuk membidik suara pemilih rasional dengan tawaran gagasan yang bisa diterima segmen ini.

"Mereka harus pikirkan bagaimana merangkul pemilih rasional dan psikologis juga. Apalagi tren perilaku pemilih sekarang banyak milenial dan Gen Z. Jadi apa strateginya dan tawaran gagasan tadi?" kata dia.

Survei Litbang Kompas yang digelar pada periode 29 April-10 Mei 2023 memprediksi terdapat 12 partai yang diprediksi tak lolos parlemen di Peniku 2024. Dari 12 parpol itu, terdapat tiga partai yang saat ini tercatat mendapatkan kursi DPR pada periode 2014-2019, mereka yakni PKS, PAN, dan PPP.

Dalam survei Litbang Kompas teranyar, PKS mendapatkan suara 3,8 persen; PAN 3,2 persen; dan PPP 2,9 persen. Sembilan partai lainnya yang juga diprediksi tidak masuk parlemen yakni Perindo, Hanura, PBB, PSI, Partai Gelora, Partai Buruh, Partai Garuda, Partai Ummat, dan PKN.

Pihak PAN, PPP dan PKS kompak menjawab tak terlalu khawatir terkait hasil survei tersebut. Ketua DPP PPP Achmad Baidowi alias Awiek memastikan PPP akan berupaya penuh bekerja meraih dukungan masyarakat pada kontestasi politik 2024 mendatang.

Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga mengatakan optimistis partainya bisa melenggang ke Senayan karena sudah sering ditempatkan pada posisi tak lolos Parlemen oleh pelbagai lembaga survei sejak lama.

Sementara Juru Bicara PKS M Iqbal mengatakan hasil survei menjadi bahan evaluasi. Dia pun menilai hasil survei lembaga lain justru memperlihatkan tren elektabilitas PKS melebihi ambang batas empat persen.

(rzr/dal)


Saksikan Video di Bawah Ini:

VIDEO: Jokowi Memilih PSI Dibandingkan PPP

KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK