Horor Rabies Hantui dan Isolasi Warga Desa Fenun di NTT

CNN Indonesia
Kamis, 01 Jun 2023 12:01 WIB
Kini, warga Desa Fenun mesti membawa senjata tajam kala malam hari sebagai antisipasi serangan mendadak anjing liar yang membawa rabies.
Ilustrasi. Kini, warga Desa Fenun mesti membawa senjata tajam kala malam hari sebagai antisipasi serangan mendadak anjing liar yang membawa rabies. (asommerh/Pixabay)
Kupang, CNN Indonesia --

Kasus wabah rabies di Desa Fenun, Kecamatan Amanatun Selatan, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT), telah membuat resah dan menimbulkan kekhawatiran bagi warga setempat.

"Kalau kami lihat masyarakat sedikit panik dengan situasi seperti ini, artinya kalau keluar jalan juga selalu hati-hati," kata Kepala Desa Fenun, Antonius Tefa, yang dihubungi Rabu (31/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Antonius menyebut warga saat ini juga merasa ketakutan setelah keluarnya laporan hasil pengujian laboratorium Balai Besar Veteriner Denpasar. Hasil laboratorium menyatakan sampel organ anjing yang diperiksa positif rabies.

Antonius mengatakan warga masih beraktivitas seperti biasa meski ada ketakutan. Apalagi pada malam hari, mereka keluar selalu membawa senjata tajam sebagai antisipasi diserang anjing.

"Kita [semula] tidak tahu sama sekali bahwa ini adalah virus rabies," katanya.

Kata Antonius, warga yang pertama kali terkena gigitan anjing dan meninggal dunia yakni AB (45). Ia digigit anjing pada April lalu dan sakit sebulan kemudian.

AB digigit anjing di bagian tumit kaki sebelah kanan. Namun setelah digigit, AB tak merasakan hal yang berbeda. Gejala baru muncul secara perlahan.

Kasus rabies baru diketahui setelah awal Mei ada beberapa ekor anjing liar yang datang ke Desa Fenun. Anjing-anjing liar itu lalu secara sembarang menyerang warga, dan kemudian mati dengan mengeluarkan busa dari mulut.

Antonius menerangkan, ada lebih dari lima ekor anjing mati mendadak setelah menggigit warga. Anjing-anjing liar itu juga menggigit anjing milik warga yang kemudian mati karena rabies.

Saat ini warga Desa Fenun disebut Antonius sangat waspada. Mereka tak sungkan akan mengejar anjing liar yang ditemukan dan kemudian dibunuh.



"Dalam beberapa hari ini sudah ada sekitar empat atau lima ekor anjing liar yang dibunuh masyarakat," kata Antonius. "Bahkan ada yang dikejar sampai ke pinggir kali lalu dilempari sampai mati oleh warga,"

"Yang lebih berbahaya lagi, ini anjing-anjing dari luar yang kita tidak kenal itu, itu jalan malam," kata Antonius.

"Sekarang semua anjing warga sudah diikat dan ada yang dikandang," katanya.

Sementara itu, ada dua sampel anjing milik warga Desa Fenun yang diambil untuk dilakukan pemeriksaan. Hasilnya, organ kedua anjing itu terinfeksi rabies.

Lihat Juga :
LAPORAN MENDALAM
Anjing-anjing Ibu Kota

Hingga Rabu (31/5) siang waktu setempat, Antonius mengatakan belum ada vaksinasi dari pemerintah setempat di desanya, baik untuk anjing warga maupun terhadap penduduk di Desa Fenun yang pernah kena gigit.

Sejauh ini, disebut Antonius, ada 15 warganya yang dilaporkan pernah tergigit anjing, tapi belum juga mendapat vaksinasi. Desa itupun kemudian diisolasi. Tak boleh ada hewan dari luar masuk ke desa tersebut, begitu juga sebaliknya.

Pemda Kabupaten Timor Tengah Selatan telah menetapkan status keadaan luar biasa atau KLB seiring peningkatan angka dugaan terinfeksi rabies di Kabupaten Timor Tengah Selatan dalam sepekan terakhir ini.

Hingga Selasa (30/5), jumlah kasus rabies di Kabupaten Timor Tengah Selatan telah mencapai 46 orang yang telah menyebar di sembilan kecamatan di kabupaten tersebut.

[Gambas:Video CNN]



(eli/end)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER