Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia (Menko Polhukam) Mahfud MD menilai istri pejabat kerap menampilkan gaya hidup berlebih-lebihan dengan memanfaatkan suami. Menurut Mahfud, hal itu bisa berbuntut masalah.
Pernyataan itu muncul saat Mahfud menjadi narasumber di podcast yang ditayangkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Podkabs, yang dirilis pada Selasa (29/5).
"Kadang istri pejabat, kadang kala berlebihan kan, menggunakan suaminya untuk mencari sesuatu yang tidak benar hanya untuk flexing," kata Mahfud saat ditanya soal maraknya pamer gaya hidup alias flexing di kalangan keluarga pejabat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahfud mengatakan hal tersebut bisa membuat suami yang punya jabatan dalam posisi terjepit. Selain itu, bisa terjerat kasus hukum.
"Lalu suaminya terjepit dalam tugasnya. Kalau celaka jadi masalah hukum gitu," ujar dia.
Belakangan viral di media sosial pejabat atau anggota keluarga pejabat pamer kemewahan di dunia maya. Salah satu contohnya yakni anak dan istri Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Riau SF Hariyanto, Adrias.
Adrias sempat pamer mengenakan tas mahal merek Gucci dan Hermes yang ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Ia juga kerap mengunggah foto liburan ke Eropa.
Anak perempuan Hariyanto juga menjadi sorotan gara-gara pamer kemewahan. Dalam video yang diunggah akun Twitter @PartaiSocmed terlihat remaja perempuan yang disebut anak Hariyanto itu merayakan pesta ulang tahun dengan potong kue berukuran jumbo.
Buntutnya, Hariyanto dipanggil Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) guna mengklarifikasi harta kekayaannya.
Mahfud menilai pamer gaya hidup mewah tak pantas dilakukan pejabat atau anggota keluarga. Meski flexing tak melanggar hukum, tetapi dia mengingatkan aksi itu melanggar norma dan etik di Indonesia.
"Bagi saya, itu ndak cocok, flexing, menampakkan kemewahan, hedonis. Menurut saya, enggak tepat," kata Mahfud.
(isa/tsa)