Polisi: Tawuran di Tamansiswa Jogja Terkait Penganiayaan di Bantul

CNN Indonesia
Senin, 05 Jun 2023 11:55 WIB
Peristiwa penganiayaan di Kabupaten Bantul, bulan lalu, disebut melibatkan kelompok PSHT dan pendukung klub PSIM Yogyakarta, Brajamusti.
Kepolisian menyatakan tawuran antarkelompok di Tamansiswa Jogja, Minggu (4/6) malam punya kaitan dengan kejadian penganiayaan di Kabupaten Bantul. CNN Indonesia/Tunggul Damarjati
Yogyakarta, CNN Indonesia --

Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memastikan insiden tawuran antarkelompok yang terjadi di Tamansiswa Jogja, Minggu (4/6) malam kemarin memiliki kaitan dengan kejadian penganiayaan di Kabupaten Bantul, bulan lalu.

"Hal ini dilatarbelakangi perkara yang sebelumnya terjadi di Bantul," kata Kabid Humas Polda DIY Kombes Pol Nugroho Arianto, Senin (5/6).

Menurut Nugroho, kejadian itu melibatkan simpatisan Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan simpatisan dari kelompok pendukung klub PSIM Yogyakarta, yakni Brajamusti. Peristiwa terjadi di sebuah villa, daerah Parangtritis, Kabupaten Bantul, Minggu (28/5) lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penganiayaan terhadap salah satu simpatisan dari PH, yang dilakukan oleh simpatisan oleh BI," imbuh Nugroho.

Direskrimum Polda DIY Kombes Pol Nuredy Irwansyah Putra merinci, kejadian itu bermula ketika korban mencoba mengingatkan pelaku yang tengah mengadakan sebuah pesta di villa agar mengecilkan suara musiknya karena sudah larut malam.

"Dari pihak tersangka tidak terima dan melakukan pemukulan," kata Nuredy.

Peristiwa ini kemudian dilaporkan ke Polres Bantul. Tiga orang kemudian berhasil ditangkap dan ditetapkan sebagai tersangka. Ketiganya dikenakan Pasal 170 KUHP.

Pada Minggu kemarin, antara PSHT dan Brajamusti telah sepakat bertemu untuk membahas permasalahan di Bantul sebelum kejadian tawuran di Kota Yogyakarta pecah. Polisi menyebut tawuran juga sampai melibatkan warga.

Dengan situasi kedua belah pihak yang sudah sepakat duduk bersama, Nuredy menyatakan hingga saat ini kepolisian masih melakukan penyelidikan guna mengungkap pemicu dari tawuran yang pecah di jalanan Kota Yogyakarta.

PSHT-Brajamusti sesalkan tawuran

Sementara itu akun resmi media sosial Polda DIY mengunggah video permintaan maaf kepada Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan atas ketidaknyamanan buntut peristiwa tawuran kemarin, sekaligus pernyataan sikap dari Brajamusti dan PSHT, Senin (5/6) dini hari.

Dalam video tersebut, kedua belah pihak terkait menyesalkan adanya peristiwa penganiayaan yang terjadi di Bantul pada tanggal 28 Mei dan tawuran di Kota Yogyakarta 4 Juni kemarin.

Presiden Brajamusti Muslih Burhanudin memastikan kejadian di Parangtritis itu telah diproses hukum berlaku.

"Oleh karena itu kami meminta pada semua kepada pihak untuk bisa menahan diri menjaga kondusifitas dan keamanan kota Jogja khususnya, dan wilayah DIY pada umumnya," kata Muslih.

Senada, Ketua Cabang PSHT Kota Yogyakarta Sutopan Basuki turut menyesalkan kejadian di Parangtritis sekaligus peristiwa tawuran di Kota Yogyakarta Minggu malam kemarin. Dia meminta seluruh pihak menahan diri demi menjaga kondusifitas dan keamanan DIY.

"Brajamusti-PSHT adalah satu, kami warga PSHT banyak yang di Brajamusti. Demikian juga orang Brajamusti juga bagian daripada PSHT," tutur Sutopan.

Sebelumnya diberitakan, tawuran antar kelompok terjadi di Jalan Tamansiswa, Mergangsan, Kota Yogyakarta, Minggu (4/6) petang. Salah satu titik bentrok yang terpantau adalah di selatan Lapas II A Yogyakarta. Batu-batu hingga berbagai macam pecahan kaca terlihat nampak berserakan di jalanan aspal.

Ratusan personel kepolisian dari Sabhara hingga Brimob hingga pukul 20.00 WIB kurang tadi masih berjaga di lokasi. Toko-toko di sekitar terlihat tutup, termasuk SPBU Sentul.

(gil)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER