Balita berusia 3 tahun di Samarinda, Kalimantan Timur (Kaltim), mengalami positif narkoba jenis sabu setelah meminum air yang diberikan tetangganya. Hal itu membuat balita tersebut menjadi hiperaktif dan tidak bisa tidur beberapa hari.
Balita itu pun sempat dibawa dan dirawat selama 4 hari di rumah sakit. Saat ini balita tersebut pun sudah diperbolehkan pulang.
"Jadi masuk rumah sakit itu hari Rabu dan hari ini (Sabtu) sudah pulang. Saat ini bersama kami di Polresta melengkapi laporan bersama ibunya," ucap Ketua Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan dan Anak (TRC PPA) Kalimantan Timur Rina Zainun, Sabtu (10/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa hari terakhir, kata Rina, balia tersebut sudah dapat makan minum dan tidur setelah mendapatkan perawatan. Namun untuk gejala hiperaktif balita tersebut belum sepenuhnya pulih.
"Kalau aktifnya masih, geraknya aktif, kalau untuk tidur sudah bisa tidur karena di rumah sakit diberikan obat. Makan dan minum juga sudah bisa," terang Rina Zainun.
Sementara mengenai ocehan N yang tidak jelas, balita itu sudah dapat berkomunikasi dengan baik.
"Kemarin dia masih ngoceh-ngoceh sendiri enggak nyambung tapi sekarang diajak ngobrol nyambung," ujar Rina.
Rencananya N akan kembali dibawa ke rumah sakit pada Senin pekan depan untuk memeriksa kondisi perutnya.
"Senin mau kontrol di rumah sakit untuk cek, dan dilakukan rontgen bagian perutnya," tutur Rina.
Kabar balita itu positif narkoba berawal saat dia dibawa orangtuanya berkunjung ke rumah tetangga yang berada di Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda, pada Selasa (7/6) petang. Saat itu balita tersebut haus, dan diberi minum oleh tetangganya.
"Anaknya itu kan kehausan, sama tetangganya ini diambilkan air minum di dalam botol yang isinya sudah setengah," ujar Rina.
Setelah pulang dari rumah tetangganya, kelakuan N pun berubah. Dia yang biasa tidur cepat menjadi tidak bisa tidur dan terus ngoceh tak henti seperti sedang berhalusinasi.
"Gejalanya itu dia aktif, tidak mau diam, mulutnya ngoceh terus dan tidak mau tidur. Awalnya ibunya mikir anak ini kesurupan," ungkapnya.
Anak itu lalu dibawa ke rumah sakit jiwa, dan diarahkan periksa air kencing.
"Satu jam setelah itu hasilnya keluar, ternyata positif metamfetamin (narkoba)," ucap Rina Zainun.
Setelah dinyatakan positif narkoba, N kemudian dibawa ke RSUD Abdul Wahab Sjahranie, Samarinda, guna menjalani perawatan. Sebab, dikhawatirkan kondisinya yang seperti itu membuatnya drop.
"Di rumah sakit umum diambil tindakan opname karena dari pihak medis khawatir tentang kesehatan anak ini karena organ tubuh dipaksa untuk begadang dan tidak makan," kata dia.
Rina menyebut kondisi balita itu usai pulang dari rumah sakit telah berangsur-angsur membaik.
Beberapa hari terakhir balita itu sudah dapat makan minum dan tidur setelah mendapatkan perawatan. Namun untuk gejala hiperaktif masih belum pulih seutuhnya.
"Kalau aktifnya masih, geraknya aktif, kalau untuk tidur sudah bisa tidur karena di rumah sakit diberikan obat. Makan dan minum juga sudah bisa," terangnya.
Sementara mengenai ocehan N yang tidak jelas, balita itu sudah dapat berkomunikasi dengan baik.
"Kemarin dia masih ngoceh-ngoceh sendiri enggak nyambung tapi sekarang diajak ngobrol nyambung," jelasnya.
Rencananya balita itu akan kembali dibawa ke rumah sakit pada Senin pekan depan untuk memeriksa kondisi perutnya.
"Senin mau kontrol di rumah sakit untuk cek, dan dilakukan rontgen bagian perutnya," tuturnya.
Baca berita lengkapnya di sini.
(tim/kid)