Setahun Kasus Sambo: Motif Jadi Misteri dan Upaya Melawan Vonis Mati

CNN Indonesia
Jumat, 07 Jul 2023 10:30 WIB
Ferdy Sambo saat menjalani sidang vonis. (CNN Indonesia /Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Jumat 8 Juli 2022, satu nyawa melayang di rumah dinas Polri yang terletak di Duren Tiga, Jakarta Selatan. Seorang bintara Polri berpangkat brigadir bernama Nofriansyah Yosua Hutabarat 'dibunuh' oleh seorang rekan berpangkat bharada bernama Richard Eliezer.

Kasus itu langsung menghebohkan masyarakat bahkan menjadi sorotan media luar negeri, lantaran tempat kejadian perkara (TKP) berada di rumah petinggi Polri yakni Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo. Satuan Propam Polri merupakan unsur pengawas sekaligus penegak disiplin dan ketertiban di lingkungan Korps Bhayangkara.

Yang diketahui publik mulanya Brigadir Yosua alias Brigadir J tewas usai baku tembak dengan Bharada Eliezer yang memergokinya telah melecehkan istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.

Disebutkan saat itu Bharada Eliezer yang berada di lantai dua rumah mendengar teriakan Putri dan langsung berjalan menuju kamar Putri yang berada di lantai satu. Ia menanyakan teriakan Putri tersebut kepada Yosua yang berada di depan kamar tidur Putri. Namun Yosua disebut langsung menembak Eliezer yang masih berada di tangga lantai dua rumah.

Masih versi narasi awal, ada tujuh tembakan yang dilepaskan oleh Yosua dan lima tembakan balasan dari Eliezer. Tidak ada tembakan Yosua yang mengenai Eliezer, namun sebaliknya tembakan Eliezer disebut tepat sasaran.

Rupanya narasi itu hanya skenario yang dibuat oleh Ferdy Sambo untuk menutupi kejadian sebenarnya. Melalui pengaruh besarnya sebagai Kadiv Propam, Sambo menyuruh anak buahnya membersihkan TKP dan menghilangkan sejumlah barang bukti untuk menyempurnakan skenarionya.

Skenario Sambo itu juga sempat digunakan oleh penyidik dari Polres Metro Jakarta Selatan dan Polda Metro Jaya untuk mengusut perkara tersebut.

Kepalsuan cerita buatan Sambo mulai terungkap setelah pihak keluarga membeberkan kejanggalan kasus kematian Yosua, termasuk soal luka-luka yang diduga bukan berasal dari tembakan senjata api.

Kecurigaan publik juga semakin menguat di kasus kematian Yosua tersebut. Yosua ditengarai tidak tewas dalam adu tembak melainkan murni dibunuh. Pelbagai isu liar juga terus bermunculan di tengah penanganan kasus yang sedang dilakukan oleh kepolisian.



Skenario Sambo ini lah yang menjadi awal badai besar yang meruntuhkan citra Polri. Masyarakat menjadi tak percaya pada Korps Bhayangkara setelah kejanggalan demi kejanggalan terungkap. Tak pelak, anggota Polri yang tak berkaitan ikut kena getahnya. Mulai dari cemoohan hingga menjadi sasaran amarah warga yang kecewa dengan Sambo.

Untuk menjawab keresahan publik tersebut, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kemudian membentuk tim khusus yang dikepalai oleh Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono, Irwasum Komjen Agung Budi Maryoto dan Kabareskrim Komjen Agus Andrianto.

Selama proses pengusutan kasus tersebut, Presiden Joko Widodo bahkan tercatat memberikan perintah sebanyak tiga kali kepada Listyo agar kematian Yosua diungkap secara tuntas.

Perintah pertama disampaikan langsung oleh Jokowi saat berada di Subang, Jawa Barat, sehari setelah kejadian tersebut terungkap ke publik, yakni pada Senin 11 Juli 2022. Peringatan kedua kembali diungkapkan Jokowi di sela-sela kunjungan ke Nusa Tenggara Timur pada Kamis 21 Juli 2022.

Ultimatum terakhir disampaikan Jokowi setelah satu bulan kematian Yosua, pada Selasa 9 Agustus 2022. Pada saat di Kalimantan Barat, Jokowi kembali meminta agar tidak ada yang disembunyikan di kasus Yosua, ia juga meminta agar Polri harus menjaga citra institusi.

Skenario Sambo Terungkap, Motif yang Menguap


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :