Ma'ruf Amin Minta KPK Dibersihkan Buntut Kasus Pemerasan Petugas Rutan
Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dibersihkan setelah muncul kasus dugaan pemerasan petugas rumah tahanan (rutan) kepada keluarga tahanan.
"Jangan sampai justru KPK melakukan upaya pemberantasan korupsi tapi di dalam sendiri justru terjadi (praktik korupsi). Ini tentu harus lebih dulu dibersihkan," kata Ma'ruf di Gunungkidul, DIY, Selasa (27/6).
Ma'ruf meminta lembaga yang kini dipimpin Firli Bahuri Cs tersebut mengusut dugaan pemerasan yang dilakukan petugas Rutan tersebut.
"Di mana pun ada korupsi supaya terus (dituntaskan) apalagi itu di Rutannya KPK. Artinya di matanya sendiri, saya kira saya setuju itu terus dilanjutkan, dituntaskan," ujarnya.
Sebelumnya, Dewan Pengawas (Dewas) KPK meminta pimpinan lembaga antirasuah ini untuk menindaklanjuti temuan Dewas soal pungli di rutan KPK yang jumlahnya mencapai Rp4 miliar pada periode Desember 2021-Maret 2022, Senin (19/6) lalu.
Sementara itu, anggota Dewas KPK Albertina Ho mengatakan bahwa pungutan liar tersebut terhadap para tahanan di rutan KPK. Sejumlah bentuk pungutan liar berupa setoran tunai hingga transaksi yang melibatkan rekening pihak ketiga.
Terbaru, Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menyebut pihaknya sudah mencopot puluhan pegawai rutan dari jabatannya terkait kasus pungli di rutan KPK.
"Sudah kita nonjobkan, puluhan kok," kata Alex di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, Senin (26/6).
Alex memastikan lembaga antirasuah akan bersih-bersih setelah mencuatnya kasus pungutan liar tersebut ke publik.
"Pokoknya kita ingin bersih bersih. Intinya itu kita ingin bersih," ujar Alex.
(kum/fra)