Khofifah Kunjungi Rumah Fatmawati dan Pengasingan Sukarno di Bengkulu
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berziarah ke Rumah Fatmawati Sukarno dan Rumah Pengasingan Bung Karno di Bengkulu, Minggu (2/7).
Napak tilas sejarah ini dilakukan Khofifah di sela kunjungannya dalam rangka Misi Dagang dan Investasi di Provinsi Bengkulu.
"Saya kagum karena ini bangunannya masih sangat terawat dengan baik. Jika diizinkan koleksi di Rumah Ibu Fatmawati bisa di tambahkan termasuk narasi berbagai pemikiran Ibu Fatmawati," kata Khofifah, melalui keterangan tertulisnya, Senin (3/7).
Di bagian dalam depan rumah, Khofifah disuguhkan barang peninggalan seperti foto-foto Fatmawati, mesin jahit, bendera merah putih dan beberapa lembar pakaian yang masih terawat dan orisinil.
"Mesin jahit itu adalah alat yang digunakan beliau untuk menjahit Bendera Merah Putih yang kemudian menjadi indentitas nasional bangsa dan negara Indonesia," tuturnya.
Saking penasarannya, Khofifah izin untuk mencoba mesin jahit milik Fatmawati yang gunakan menjahit Bendera Merah Putih itu.
Menurutnya, peran Fatmawati menjahit Bendera Merah Putih, menjadikan perempuan kelahiran Bengkulu 5 Februari 1923 itu sebagai pahlawan dan tokoh yang sangat inspiratif khususnya bagi kaum perempuan.
"Menjahit Bendera Merah Putih menjadi tanda bukti hormat atas perjuangan Ibu Fatmawati sekaligus mengingatkan seluruh pihak untuk selalu meneladani semangat kejuangan dan nasionalisme dari seorang Ibu Negara Republik Indonesia pertama," katanya.
Rumah ini memiliki empat ruangan, meliputi satu ruangan utama, dua kamar dan ruangan lain di bagian belakang.
Dari rumah Fatmawati, Khofifah melanjutkan perjalanan ke rumah pengasingan Bung Karno di Jalan Soekarno Hatta, Kelurahan Anggut Atas, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu.
Setibanya di rumah pengasingan Bung Karno, Khofifah melihat ruang kerja. Dia disuguhkan foto beserta narasi sejarah Bung Karno selama diasingkan saat masa penjajahan. Tercatat dia diasingkan di Bengkulu sejak 1938 - 1942.
Di ruang tamu, tersimpan berbagai benda bersejarah peninggalan Bung Karno seperti sepeda ontel, buku bacaan, kostum Tonil Monte Carlo naskah sandiwara dan lain sebagainya.
"Kostum Tonil Monte Carlo juga menjadi sarana bagi bung Karno menyampaikan ide-ide pembaharuan dan pergerakan melawan penjajah," tutur dia
Tak ketinggalan, ratusan koleksi buku berbahasa Belanda terlihat mengisi salah satu sudut rumah yang dulunya digunakan sebagai ruang kerja Bung Karno. Buku-buku tersebut menemani Soekarno selama pengasingan.
"Beliau selama di pengasingan banyak membaca. Tak heran, kematangan berpikirnya sebagai seorang pemimpin dari seluruh dunia berhasil ia dapatkan," ujarnya.
Di sepanjang dinding di dalam rumah terdapat pula foto-foto maupun informasi yang menceritakan sejarah yang pernah terjadi di tempat tersebut, maupun jejak narasi Bung Karno dalam memperjuangkan kemerdekaan.
"Selama diasingkan di Bengkulu, Bung Karno tetap gigih untuk menyuarakan semangat perjuangan kemerdekaan Indonesia yang menjadi pelajaran bagi masyarakat Indonesia dan relevan untuk diterapkan sampai saat ini," kata dia.
Sebelumnya, Khofifah juga berziarah ke makam Presiden Pertama RI Soekarno (Bung Karno), di Blitar pada 25 Juni lalu. Namun Khofifah membantah ziarah terkait isu akan menjadi bakal calon wakil presiden (Cawapres) di Pilpres 2024.
"Mboten-mboten (bukan-bukan), jadi ini adalah agenda GMNI. Kemudian ada materi untuk saya, saya diminta menyampaikan Trisakti Bung Karno," kata Khofifah.
Ziarah ke makam pendiri republik ini Khofifah lakukan bersama para Ketua Umum Organisasi Mahasiswa Cipayung di Jatim. Seperti GMNI, PMII, HMI, GMKI, PMKRI, IMM dan SEMMI.