Kementerian Kesehatan (Kemenkes) berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dan Pemprov DI Yogyakarta untuk menindaklanjuti tradisi Mbrandu yang jadi salah satu pemicu penularan antraks kepada manusia.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenke Imran Pambudi mengatakan perlu ada aturan tegas dan edukasi kepada masyarakat setempat terkait tradisi membeli ternak mati milik tetangga sebagai bentuk gotong royong untuk meringankan beban itu.
"Untuk hal ini peran utamanya ada di Pemda. Kami di pusat meminta Pemda lebih aktif dan tegas menegakkan aturan tradisi Mbrandu ini," kata Imran saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (7/7).
Sementara itu di Yogyakarta, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengonfirmasi bahwa Pemda memang harus lebih tegas untuk menjaga kesehatan masyarakat.
Ia menyayangkan perilaku masyarakat Gunungkidul yang menyembelih dan memakan hewan ternak mati karena sakit. Kegiatan itu diduga menjadi penyebaran antraks yang menginfeksi puluhan warga di Desa Candirejo, Semanu beberapa waktu ini.
"Ya mestinya kan itu harus dihindari, jangan seperti yang kemarin kan juga akhirnya mati terus disembelih terus dimakan bersama," kata Sultan, Rabu (5/7).
Terlebih, jika masyarakat mengetahui penyebab kematian tersebut adalah penyakit antraks, kata Sultan, maka memang sudah seharusnya tidak disembelih apalagi dimakan.
Bagi Sultan, masyarakat terlampau menyepelekan hal semacam ini. Padahal, kejadian antraks bukan sekali dua kali saja di Gunungkidul. Oleh karenanya, Sultan turut menuntut ketegasan pemerintah kabupaten setempat.
"Ya pemerintah daerahnya harus lebih tegas lagi," katanya.
Selain itu, perlu upaya lebih untuk mengedukasi masyarakat setempat tentang tata cara penanganan hewan ternak mati karena antraks atau penyakit lainnya.
Pengawasan lalu lintas hewan ternak juga harus diperketat. Bukan cuma oleh Gunungkidul. Sultan meminta partisipasi aktif dari daerah tetangga ikut memonitor benar-benar kesehatan hewan yang keluar atau masuk ke daerah masing-masing.
"Gunung Kidul itu memang lalu lintasnya tinggi. Sekarang tergantung daerah lain juga bagaimana ikut mengatasi antraks itu ya sesuatu yang penting. Soalnya kalau perdagangan ternak seperti ini tidak ketat untuk mengatasi antraks, ya mesti tidak pernah bisa diselesaikan," ujar Raja Keraton Kesultanan Yogyakarta tersebut.
Kasus penyakit antraks dilaporkan merebak di Dusun Jati, Candirejo, Semanu, Gunungkidul. Pemerintah kabupaten setempat menyebut ada 87 pasien positif terpapar berdasarkan tes serologi dan satu warga meninggal usai terjangkit antraks. Adapun 12 ekor ternak mati karena antraks sejak April 2023.
Pemkab setempat menengarai penyebaran antraks ke manusia di kasus ini dikarenakan tradisi mbrandu. Ini adalah tradisi di mana masyarakat membeli ternak yang mati milik warga lainnya. Sapi terjangkit antraks saat itu disembelih bersama-sama sebelum dagingnya dijual dan dikonsumsi.