Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama, Khofifah Indar Parawansa memastikan organisasinya tak terafiliasi dengan partai politik apapun di Pemilu 2024. Muslimat NU merupakan satu dari empat organisasi perempuan yang ada di NU.
Gubernur Jawa Timur itu menekankan Muslimat NU hanya membangun politik kebangsaan yang berorientasi pada penegakan konsensus bangsa.
"Jadi muslimat ini politiknya kebangsaan, tidak terafiliasi ke salah satu partai," kata Khofifah usai menghadiri pelantikan dan rakerwil Muslimat NU Aceh, di Gedung Anjong Mon Mata, Banda Aceh, Sabtu (8/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, Khofifah menyebut, secara personal mereka bisa mengekspresikan dengan cara membangun demokrasi politik yang substantif.
"Mereka boleh mengekspresikan (pilihan) mereka sebagai warga bangsa membangun demokrasi politik secara substantif dan kualitatif," ujarnya.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf sebelumnya juga menyatakan hal senada. Ia menekankan NU bukanlah partai politik. Oleh karena itu NU tak akan mengarahkan dukungannya terhadap salah satu paslon atau partai politik manapun di Pemilu 2024.
Meski demikian, ia mengaku tak masalah jika di kemudian hari ada tokoh NU yang maju dalam Pilpres 2024. Akan tetapi, Yahya memastikan PBNU sebagai lembaga tak akan menyatakan sikap dukungan.
Khofifah merupakan satu di antara beberapa tokoh NU yang masuk bursa kandidat cawapres di Pilpres 2024. Namanya kerap muncul sebagai sosok potensial. Namanya digadang menjadi cawapres ketiga bakal capres hari ini, Anies Baswedan, Prabowo Subianto, hingga Ganjar Pranowo.
Beberapa waktu lalu, Wakil Ketua Majelis Syuro DPP PKS Sohibul Iman menyebut Khofifah merupakan satu dari lima bakal calon cawapres Anies yang sudah mengerucut.
Nama Khofifah juga sempat masuk dalam radar calon wakil presiden Prabowo karena pada pertengahan Februari lalu, ia menggelar pertemuan tertutup dengan Ketum Partai Gerindra itu di Surabaya pada
Usai bertemu dengan Prabowo, tak lama setelahnya ia juga bertemu Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani di Surabaya, Senin (3/4).
Pertemuan itu kembali digelar secara tertutup. Namun, setelahnya Muzani mengungkap pertemuan itu tak luput dari pembahasan soal pilpres.
Teranyar, PDIP Jawa Timur membocorkan survei internalnya dalam menjaring calon wakil presiden, Khofifah termasuk dalam survei.
Wakil Ketua DPD PDIP Jawa Timur Erma Susanti bahkan menyebut elektabilitas Khofifah cenderung tinggi di hasil survei internal itu. Tak jauh beda dengan Menteri BUMN Erick Thohir dan Menparekraf Sandiaga Uno.
(nfa/mik)