PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mewujudkan pemberdayaan yang bertujuan mendorong kesejahteraan masyarakat melalui program Desa BRILian, yang terbukti mampu menggeliatkan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) akibat peningkatan wisata di daerah masing-masing.
Salah satunya terjadi di Desa Tunjungan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Di desa wisata tersebut, program Desa BRILian mengangkat prospek komoditas hortikultura berupa buah durian.
Andi Aminuddin seorang pelaku UMKM kuliner durian sekaligus Pengawas BUMDes Desa Tunjungan menjelaskan, Desa Tunjungan selama ini dikenal secara lokal karena memiliki wisata alam buatan berupa Waduk Greneng yang memiliki fungsi utama sebagai irigasi pertanian, juga potensi wisata Cemoro Pitu dan Kebun Greneng.
Pada saat bersamaan, karena tak sedikit pelaku UMKM di desa tersebut yang telah lama diberdayakan Mantri BRI, potensi wisata baru kemudian muncul, yaitu kuliner buah durian.
Andi menyebut, BUMDes Tunjungan selama ini membantu mengelola potensi UMKM, seperti kerupuk sermier berbahan baku singkong, kerupuk gadung, juga keripik pisang. Terbaru, adalah wisata kuliner durian, yang kini dikenal sebagai Kampung Durian.
"Memang masyarakatnya punya kebun durian, sehingga kami namakan Kampung Durian. Melalui Desa BRILian kami kembangkan Kampung Durian tersebut," ujar Andi.
Kampung Durian sendiri dibuka di awal 2023 setelah BUMDes setempat mendapat suntikan dana melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) BRI. Sebelumnya, masyarakat hanya menjual hasil kebun kepada pengepul.
Kini, perkebunan masyarakat yang memberdayakan sekitar 300 petani tersebut telah bertransformasi menjadi tempat wisata. Di Kampung Durian Desa Tunjungan, pengunjung dapat menikmati durian langsung di tempat, bahkan menunggu durian matang terjatuh dari pohon.
"Dari bantuan CSR tersebut, kami kembangkan Kampung Durian. Kami kelola kebun warga dan kami jadikan tempat wisata. UMKM lokal jalan semua karena menjadi pelengkap kuliner durian," papar Andi.
Lebih lanjut, Andi pun tengah merintis produksi dan penjualan coklat durian sebagai salah satu produk unggulan. Coklat durian produksi Andi dibuat tanpa pengawet dengan maksimal ketahanan di freezer selama 1 bulan.
Saat ini, Andi hanya melayani pesanan. Pemasaran dilakukan melalui media sosial dengan jumlah terbatas, disesuaikan dengan pasokan bahan baku yang sangat bergantung dari musim durian.
Literasi dan Inklusi Keuangan BRI
Direktur Mikro BRI, Supari, mengatakan, selain pemberdayaan, literasi dan inklusi secara internal juga menjadi agenda yang masif dilakukan kepada Desa BRILian melalui relationship manager segmen mikro, atau biasa disebut Mantri di seluruh wilayah Indonesia.
Supari menyatakan, BRI mampu meningkatkan inklusi keuangan melalui program pembiayaan di Desa BRILian. Di samping itu, Mantri BRI dapat melakukan kurasi kepada nasabah untuk naik kelas.
"Karena Desa BRILian merupakan program pemberdayaan yang bertujuan menghasilkan role model dalam pengembangan desa melalui implementasi praktik kepemimpinan desa yang unggul. Melalui semangat kolaborasi untuk mengoptimalkan potensi desa berbasis Sustainable Development Goals (SDG's)," ujar Supari.
Andi pun mengaku mendapat manfaat besar lain dari program Desa BRILian, yakni literasi dan inklusi keuangan. Masyarakat diedukasi mengakses permodalan secara formal dan legal, dengan manfaat yang jelas terasa bagi kelas usaha masing-masing.
Lalu, masyarakat pun kini terbiasa melakukan pembayaran non-tunai melalui QRIS. Menurut Andi, terobosan ini memudahkan transaksi wisatawan dengan pelaku UMKM setempat.
"Dari BRI ada pembinaan dan pemberdayaan, terutama untuk pengembangan UMKM. Pengenalan QRIS, pengenalan kredit mikro dan sebagainya, terutama QRIS yang kita rasakan manfaatnya. Membeli tanpa uang, bisa. Wisatawan yang mendatangi Kampung Durian lebih mudah bertransaksi menggunakan QRIS," kata Andi.
(adv/adv)