Sebanyak 1.053 pesilat atau anggota perguruan pencak silat bakal berdatangan ke Surabaya, Jumat (28/7) malam ini. Polisi akan menerapkan jam malam, warga pun diimbau tak keluar rumah.
Seribuan pendekar itu akan menghadiri acara pengesahan pendekar yang digelar di Kodiklatal Krembangan, Surabaya, mulai pukul 15.00 WIB hingga malam nanti.
Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya AKBP Herlina mengatakan, mulai dari sebelum hingga selama pelaksanaan pengesahan, pihaknya pun memberlakukan jam malam hingga Sabtu (28/7) dini hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Instansi pemerintahan hingga swasta di wilayah Surabaya Utara dan sekitarnya diimbau berhenti beraktifitas, pada jam malam itu. Termasuk warga.
"Pemberlakuan jam malam untuk kegiatan aktivitas masyarakat, SPBU, hingga pertokoan di wilayah hukum Tanjung Perak Surabaya pukul 22.00 sampai 02.00 WIB," kata Herlina, melalui keterangannya.
Selain itu, kata dia, polisi juga bakal melakukan pengawalan rombongan para pesilat itu untuk menghindari kerusuhan di jalan. Mereka juga diminta tidak menggunakan atribut ketika berangkat ke lokasi.
Kemudian, kata Herlina, para pesilat itu juga tetap dikawal saat pulang sehabis menghadiri acara. Hal itu dilakukan agar mereka tidak menggelar aksi konvoi di jalanan Surabaya.
"Tidak ada konvoi, jika ada dilakukan tindakan tegas seperti penilangan," ujarnya.
Herlina berharap, para pimpinan perguruan silat ikut mengingatkan anggotanya agar mematuhi aturan yang berlaku.
"Saya melihat dewan pengurus dan pengawas di Surabaya merupakan tokoh yang sangat dikenal. Saya yakin ketua dewan, ketua ranting semuanya mendukung terciptanya Surabaya yang kondusif," ucapnya.
Kabagops Polres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Kompol Heru Purwandi menambahkan, pihaknya juga menyiagakan ratusan personel gabungan di beberapa titik.
"Ada 950 personel, gabungan Polda, Dishub, sampai Satpol PP dan TNI," kata Heru.
Titik pengamanan, kata dia terbagi menjadi tiga ring. Diantaranya: Ring 1, di kodiklatal dan sekitarnya; Ring 2, di bundaran AL, Pos Polisi M. Nasir dan Pos Polisi Jalan Jakarta; Ring 3, di Pos Polisi Perempatan Mbah Ratu, TL Dupak sisi barat dan Margomulyo.
Oleh karena itu, Heru memohon maaf kepada warga Surabaya bila ada pemeriksaan di titik tersebut. Menurutnya, hal ini dilalukan untuk menjaga stabilitas dan kondusivitas kamtibmas selama kegiatan berlangsung.
Senada, Polrestabes Surabaya juga mengimbau warga agar tetap berada di rumah akhir pekan ini. Hal itu, karena mereka akan melakukan langkah penindakan dan antisipasi konvoi pesilat.
"Dihimbau kepada Warga Kota Surabaya jika tidak ada keperluan mendesak agar tetap di rumah pada malam weekend pekan ini 28 s/d 29 Juli 2023, Polrestabes Surabaya akan melakukan penertiban penegakan hukum secara tegas di Kota Surabaya guna antisipasi konvoi oknum pesilat yang dapat menimbulkan gangguan kamtibmas," kata Polrestabes Surabaya melalui keterangan tertulisnya.
Sebelumnya, Polrestabes Surabaya mengamankan 44 pesilat di Bundaran Waru, Surabaya, karena melakukan konvoi, pada Jumat (21/7) malam hingga Sabtu (22/7) dini hari.
Di tempat lain, Polres Gresik menangkap 26 pesilat yang terlibat kericuhan, menyerang petugas dan membakar barang milik warga, di wilayah Menganti Gresik.
Kapolda Jawa Timur Irjen Toni Harmanto bersama Forkopimda Jatim, sudah meminta perguruan pencak silat untuk membongkar tugu-tugunya yang tersebar di pelbagai daerah.
Toni mengatakan, tugu perguruan silat itu dianggap memicu konflik atar kelompok pesilat. Pembongkaran dinilai bisa jadi jalan untuk meredamnya.
"Polda Jatim sudah berbicara dengan forkopimda meminta ada penertiban, karena simbol-simbol inilah yang menjadi satu persoalan," kata Toni melalui keterangan tertulis Polda Jatim, Selasa (18/7).
Tugu-tugu itu, kata Toni, biasanya menjadi tempat kelompok pesilat berkumpul dan bereuforia. Petaka terjadi bila mereka bertemu dengan kelompok pesilat lainnya. Tawuran pun tak terhindarkan.
"Tidak sedikit korban jiwa, luka berat, luka ringan maupun materi," lanjut dia.
(frd/gil)