Badan Narkotika Nasional (BNN) mengonfirmasi satu orang pengguna Fentanil.
Pengguna obat-obatan yang disebut sebagai narkoba zombie tersebut pernah menjalani rehabilitasi di Rumah Damping Rehabilitasi Lido, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
"Sudah pernah ada. Saya cek satu orang pernah di rehab di Lido," ujar Kepala Biro Humas dan Protokol BNN Brigjen Pol Sulistyo Pudjo Hartono kepada CNNIndonesia.com, Jumat (28/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, kata Pudjo, pihaknya belum menemukan penyebaran zat narkotika itu di Indonesia lebih banyak, baik dari hasil penindakan BNN maupun pengecekan di tempat rehabilitasi.
"Sampai saat ini belum ditemukan Fentanil beredar di Indonesia dari hasil penindakan BNN maupun di tempat-tempat rehab," tuturnya.
Ia mengatakan ada banyak jenis narkoba yang bisa menyebabkan narkoba zombie tersebut, Fentanil salah satunya.
Menurut Pudjo, Fentanil beredar dan membanjiri Amerika Serikat. Dia menduga obat yang membuat banyak orang meninggal karena over dosis itu diminati di Amerika Serikat (AS).
"Di Amerika memang banyak dan banjir Fentanil di sana mungkin mereka pasarnya, Itu sangat mematikan banyak dipakai di Amerika dan efek over dosisnya luar biasa. Sampai-sampai polisi di sana membawa antidosisnya agar mereka tidak mati," ucapnya.
Lihat Juga : |
Di Indonesia, Pudjo mengatakan penyebaran obat-obatan terlarang itu sangat kecil. Dia mengaku belum pernah melihat adanya peredaran Fentanil dengan matanya sendiri.
"Fentanil itu zat narkotik golongan 1 sangat mematikan itu. Di Indonesia itu peredaran Fentanil sangat kecil karena kita lihat di tempat rehab rata-rata tidak ada yang menggunakan Fentanil," ujar Pudjo.
Pudjo mengaku pihaknya belum mendapatkan kajian lengkap terkait persebaran Fentail di Indonesia. Di satu sisi, pihaknya menduga Fentanil belum menyasar diperjualbelikan di Indonesia.
"Saya enggak tahu itu tidak beredar atau memang tak dikirim ke sini. Bukan enggak diperjualbelikan di sini, mafianya tidak menyasar ke kita. Itu kan sindikat internasional itu," kata dia.
Sebelumnya, Kepala BNN Petrus Reinhard Golose menyatakan Fentanil sudah terdeteksi masuk ke Indonesia, namun belum persis seperti di Amerika Serikat.
"Seperti Fentanil yang ada di USA itu sudah terdeteksi ada walaupun belum seperti di sana, yang diracik oleh organize crime," kata Petrus saat acara Bali International Choir Festival (BICF) ke-12, di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (25/7) malam.
"Di sini baru dikeluarkan oleh farmasi namun sudah ada, dan sudah direhab di lembaga atau tempat rehabilitasi daripada BNN RI," imbuhnya.
Fentanil masuk dalam golongan obat opioid sintetik yang digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit. Kemampuannya dalam hal narkotika bahkan disebut 50 kali lebih kuat dari heroin dan 100 kali lebih kuat dari morfin.
Mengutip laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), ada dua jenis fentanil yakni yang diproduksi industri farmasi dan yang ilegal. Meski demikian, keduanya tetap dianggap opioid sintetik.
Sebelumnya diberitakan, kasus kematian akibat overdosis obat fentanil di Amerika Serikat (AS) meningkat tiga kali lipat. Data tersebut diambil dari catatan lima tahun terakhir yang dirilis oleh CDC AS. Laporan CDC menunjukkan bahwa hampir 70 ribu orang di AS meninggal karena overdosis obat yang melibatkan fentanil pada tahun 2021. Jumlah ini meningkat hampir empat kali lipat selama lima tahun.
(psr/kid)