Lidya Ndao (23) hingga kini masih menanti kabar kepulangan sang suami tercintanya, Leonardus Apri Jelahu (23). Sang suami merupakan salah satu Anak Buah Kapal (ABK) KM Sanjaya 86 yang hilang di Perairan Selatan Bali, Sabtu (22/7).
Mereka berdua merupakan pasangan suami istri asal dari Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Lidya menceritakan, dia terakhir kontak dengan suaminya pada Sabtu (21/7) sekitar pukul 18:00 WITA. Itu adalah saat sebelum suaminya berlayar dari Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, menuju fishing ground atau zona penangkapan ikan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lidya menyampaikan bahwa dapat kabar kapal KM Sanjaya 86 hilang di Perairan Selatan Bali bukan dari pihak perusahaan melainkan dari pihak keluarga di kampungnya dan juga melihat di media sosial facebook.
"Dikabarkan info dari kampung, bahwa kejadian kapal Sanjaya 86 mengalami kecelakaan, itu sudah hari ke tiga. Dan dari media sosial facebook," kata Lidya, saat ditemui di rumah saudaranya di Denpasar, Bali, Selasa (1/8).
"Dari perusahaan tidak ada informasi. Saya telpon pun tidak ada (informasi). Itupun kita sendiri menayangkan langsung kejadiannya seperti apa, baru mereka menjawab sebenarnya," imbuhnya.
Ia menuturkan awalnya dirinya tidak mengalami firasat aneh saat suaminya menjadi ABK di kapal lain. Tetapi dia merasa aneh bahwa agen kapal tidak memberi tahu peristiwa itu.
"Sebelumnya saya tidak merasa aneh pas dia kerja di kapal lain, saya tidak merasa aneh sama sekali. Agen kapalnya tidak mengasih tau, tidak diminta nomer KTP sama nomer saya, kalau ada kecelakaan," ucapnya.
Ia juga menyatakan bahwa suaminya sempat mengontak dirinya bahwa mengatakan bahwa kapalnya dalam keadaan rusak di Pelabuhan Benoa.
"Katanya kapalnya rusak, satu jam setelah itu baru dia kabar lagi dia mau berangkat jam enam sore nanti kalau tidak aktif nanti saya kabari lagi. Sempat memberi tau kapalnya rusak sebelum berangkat," jelasnya.
Sementara, saat dirinya mendatangi pihak perusahaan, pihak perusahaan menyampaikan bahwa kapal yang ditumpangi suaminya dalam keadaan bocor di perairan dan mengalami hilang kontak. Pihak perusahaan juga menyampaikan bahwa telah menggerakkan KM Sanjaya 18 dan KM Sanjaya 98 dan juga meminta pertolongan kepada Basarnas Bali untuk menemukan kapal KM Sanjaya 86.
"Dari perusahaan mereka berkata katanya kapalnya itu mengalami kebocoran di sampingnya dan mengalami hilang kontak. Pada waktu itu mereka sempat minta tolong disuruhnya kapal 18 sama 98 disuruh membantu (pencarian) kapal 86. Habis itu (meminta) Basarnas membantu," ungkapnya.
Ia juga menyebutkan, bahwa dirinya dalam perasaan takut dan khawatir karena hingga saat ini belum ditemukan kapal KM Sanjaya 86. Dan berharap pihak perusahaan segera menemukan KM Sanjaya 86.
"Perasaan saya takut apalagi sama keluarga di kampung belum tau kejadiannya seperti apa. Masih bingung kejadiannya apalagi belum tanda-tanda menemukan puing-puing," ujar dia.
Tim SAR Bali menghentikan pencarian Kapal Motor (KM) Sanjaya 86 karena hingga saat ini kapal nelayan yang mengangkut 16 orang itu belum juga ditemukan. Kepala Kantor Basarnas Bali, I Nyoman Sidakarya mengatakan.mengingat sudah memasuki hari ke 10 maka Basarnas Bali menghentikan pemantauan.
"Apabila nantinya ditemukan tanda-tanda keberadaan kapal, dapat memungkinkan untuk kembali melaksanakan pemantauan," kata Sidikarya, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (1/8).
KM Sanjaya 86 yang dikabarkan hilang kontak di Perairan Selatan Bali dan sampai saat ini belum ditemukan. Basarnas Bali menghentikan pemantauan karena sampai dengan saat ini tidak ada terlihat tanda-tanda keberadaannya. Selain itu, tercatat pula bahwa kapal membawa 16 orang, diantaranya 1 nakhoda, 1 kepala kamar mesin, 1 mualim, 1 masinis dan 12 kelasi. Kapal bergerak dari Pelabuhan Benoa hendak menuju fishing ground atau zona penangkapan ikan.
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Bali I Wayan Suwena mengatakan, bahwa jumlah Person Over Board (POB) di kapal tesebut berjumlah 16 orang.
"Jumlah POB ada 16 orang," kata Suwena, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (30/7).
Ia menyebutkan, bahwa KM Sanjaya 86 dapat izin berlayar pada tanggal 20 Juli 2023 dan dua hari kemudian pada tanggal 22 Juli 2023, pihak Basarnas Bali mendapatkan laporan hilang kontak di Perairan Selatan Bali.
(kdf/ain)