SUARA ARUS BAWAH

Ragam Keluhan Warga Terdampak Polusi Ibu Kota

CNN Indonesia
Kamis, 17 Agu 2023 17:57 WIB
Warga Jakarta dan sekitarnya mengeluhkan kualitas udara yang sarat mengandung polusi (CNN Indonesia/Adi Ibrahim)
Jakarta, CNN Indonesia --

Belakangan ini warga Jakarta dibuat waswas perihal buruknya kualitas udara. Banyak dari mereka merasa polusi udara yang tinggi memberi dampak negatif bagi kesehatan tubuuh.

Berdasarkan data situs pemantau kualitas udara IQAir beberapa hari lalu, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di angka 170 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan polusi udara PM2.5.

Kini sudah banyak beredar foto langit Jakarta yang dipenuhi kabut polusi beberapa waktu terakhir. Hal ini tentu membuat para warga Ibu Kota resah untuk beraktivitas di luar ruangan.

Terkena ISPA

Karina (28), seorang ibu yang tinggal di kawasan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, mengaku polusi udara mengakibatkan dampak yang besar terhadap kesehatan buah hatinya, Kaia, yang masih berusia 2 tahun.

Menurut dia, kondisi ini sangat mengganggu kegiatan sehari-harinya. Apalagi karena ia dan keluarga rutin berkegiatan di luar ruangan.

"Dampak terbesar bagi aku dan Kaia adalah ISPA (Infeksi saluran pernapasan akut). Terutama Kaia yang memang punya history hiperaktifitas bronchus, kemarin sempat kena RSV (Respiratory Syncytial Virus) juga, jadi paru paru anakku cukup rentan sama udara buruk," kata Karina kepada CNNIndonesia.com, Selasa (15/8).

Karina (28) mengeluhkan polusi udara di Jakarta yang membuat anaknya terkena ISPA (CNN Indonesia/Dela Naufalia)

Menurut dia, solusi pengurangan polusi yang buruk di Jakarta tak cukup hanya dikerjakan oleh masyarakat saja. Pemerintah juga harus sadar bahwa ini kondisi ini merupakan keadaan darurat.

"Dari masyarakat kita bisa mengurangi mobilitas kendaraan pribadi. Dan dampak terbesar sekarang karena adanya pabrik PLTU menggunakan batubara di sekitar luar Jakarta, mungkin bisa mencari solusi pengganti bahan bakar yang lebih ramah lingkungan," ucapnya.

Begitu pula dengan penerapan WFH. Ia mengatakan bahwa hal ini tentu bisa dijadikan solusi untuk mengurangi mobilitas.

"Mungkin enggak sepenuhnya WFH, tapi kita udah belajar dari zaman pandemi kemarin bahwa budaya remote working tuh tetap efektif untuk keberlangsungan bisnis," imbuh Karina.

Dampak polusi udara yang buruk terhadap kesehatan anak juga dirasakan oleh Anastasya (28). Akibat polusi, buah hatinya, Raza, yang berusia satu tahun mengalami batuk pilek sebulan sekali sampai akhirnya didiagnosis terkena ISPA.

"Dari sejak batuk pilek yang berulang juga Raza mulai ada penurunan berat badan, karena enggak nafsu makan dan rewel, intinya mengganggu pertumbuhan dia," kata Anastasya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (15/8).

Menurutnya, solusi utama untuk keadaan darurat seperti ini adalah meminimalisir penggunaan kendaraan. Dia yakin itu bisa sangat mempengaruhi kualitas udara.

Anastasya juga berpendapat bahwa kualitas udara Jakarta sekarang semakin parah sejak perkantoran sudah mulai tidak menerapkan WFH. Maka dari itu, WFH bisa jadi salah satu solusi untuk mengatasi polusi di Jakarta.


Anastasya (28), ibu rumah tangga asal Ciputat, Banten mengeluh polusi berdampak buruk bagi anaknya (CNN Indonesia/Dela Naufalia)

IKN bukan solusi jangka pendek

Dia juga menanggapi pernyataan Presiden Jokowi yang mengatakan pemindahan mobilitas ke ibu kota negara (IKN) di Kalimantan Timur bisa menjadi solusi.

Anastasya tak begitu setuju soal solusi beban Jakarta dipindah ke IKN. Menurutnya hal tersebut akan memakan banyak waktu sampai tahunan, sementara keadaan polusi di Jakarta sudah darurat sekarang.

"Jadi yang pindah ke IKN bisa langsung merasakan udara segar dan yang di Jakarta tetap merasakan udara yang tercemar parah untuk beberapa tahun, kayaknya bukan solusi yang tepat untuk Jakarta ke depannya," kata dia.

Salah seorang pekerja swasta di bidang lingkungan di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Indra (35), mengatakan bahwa salah satu solusi yang bisa dilakukan pemerintah untuk mengurangi polusi adalah dengan membangun zona transportasi yang berkelanjutan.

"Yang pertama yang dikembangkan sebetulnya transportasi publiknya, bukan kendaraan listrik," kata dia.

Indra juga mengatakan bahwa penerapan WFH pada setiap perusahaan bisa jadi solusi untuk mengurangi polusi udara yang semakin buruk di Jakarta.

Indra pun tak setuju akan solusi pemindahan 'beban' Jakarta ke IKN.

"Sebetulnya enggak harus pindah ke Kalimantan, pun, di pulau Jawa cukup banyak daerah-daerah yang masih bisa dibangun.

Yatiman (47), seorang pengendara ojek online di kawasan SCBD, Jakarta Pusat menganggap kemacetan jadi biang kerok buruknya kualitas udara (CNN Indonesia/Dela Naufalia)

Terpisah, seorang pengemudi ojek online, Yatiman (47) yang sehari-hari beroperasi di kawasan SCBD, Jakarta Pusat merasa bahwa kemacetan yang luar biasa jadi biang kerok polusi udara.

Ia juga berharap pemerintah bisa menyediakan transportasi umum yang lebih terjangkau ke perumahan warga.

"Bener itu WFH. Istilahnya kalau bekerja di rumah itu bagus, mengurangi polusi. Karena ya, di rumah enggak harus ke kantor, itu solusi yang bagus sebenarnya," kata dia kepada CNNIndonesia.com, Selasa (15/8).

Ajad (21), yang merupakan seorang security kompleks perumahan di kawasan Permata Hijau, Jakarta Selatan, juga mengatakan mengurangi aktivitas menggunakan kendaraan bermotor tentu bisa jadi salah satu solusi untuk mengurangi tingkat polusi di Jakarta.

"Kalau untuk jarak dekat lebih baik jalan kaki atau naik sepeda biar lebih mengurangi polusi udara dan sebaiknya menanam pohon agar lebih segar lagi. Jadi kemana-kemana kalau bisa lebih baik tidak menggunakan kendaraan bermotor," ucap Ajad kepada CNNIndonesia.com, Selasa (15/8).

Ia juga berpendapat bahwa menerapkan WFH bisa menjadi salah satu solusi pengurangan polusi.

"Kalau kerjaannya bisa dikerjakan dari rumah, ya, lebih baik dari rumah agar tidak terlalu menggunakan banyak kendaraan. Kan, ada juga pekerjaan yang mengharuskan pekerjanya untuk datang ke area kerja. Menurut saya yang bisa WFH ya WFH, bisa jadi solusi," kata dia lebih lanjut.

(bmw/del/bmw)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK