Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah belum berencana menetapkan masalah polusi udara sebagai kejadian luar biasa (KLB).
Menurut Budi, masalah polusi udara belum memenuhi syarat sebagai KLB karena belum berpotensi pada jatuhnya korban dalam skala tinggi. Dia mengklaim pemerintah masih bisa mencegah itu terjadi.
"Kita belum, karena memang kan KLB itu jatuhnya korban yang beresiko tinggi ya, ini masih bisa tertangani,", kata Budi usai rapat di Komisi IX DPR, Rabu (30/8).
Saat ini, kata Budi, pemerintah akan meniru langkah China mengatasi polusi udara. Negara Tirai Bambu itu dianggap paling berhasil menangani masalah polusi udara dalam waktu yang cepat hanya 6-7 tahun.
Upaya itu pernah dilakukan China saat mempersiapkan ajang olahraga internasional Olimpiade pada 2008.
"Dan saya sendiri pernah datang ke China sebelum Beijing Olyimpic dan sesudah dan memang jauh berbeda ya kualitas udaranya," kata Budi.
Dia mengungkapkan bahwa pemerintah melalui Satgas Penanganan Polusi Udara Jabodetabek di bawah komando Luhut Binsar Panjaitan akan mengatasi masalah polusi udara secara saintifik.
Pemerintah kata dia akan menggunakan alat bernama GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometry).
Alat itu akan mendeteksi jenis polusi udara secara akurat. Dengan begitu, pemerintah bisa mengetahui sumber masalah polusi udara di suatu wilayah.
"Alat-alat itu sudah ada cuma sekarang bagaimana dibikin sistem apa ya kayak rujukannya lah. Oh misalnya Bekasi lagi polusi tinggi, ya kita ambil udaranya kita cek. asalnya dari mobil, atau dari pembakaran sampah Bantar Gebang, atau Industri, atau apa," kata Budi.
"Dengan demikian kebijakan atau intervensi program dari pemerintah ya kita pelajari dari China, itu sangat saintifik berbasis data," imbuh dia.
(thr/bmw)