Nestapa Warga Bogor Kekeringan di Kota Hujan

Muhammad Naufal | CNN Indonesia
Kamis, 07 Sep 2023 10:15 WIB
Sebanyak 27 kecamatan di Kabupaten Bogor terdampak kekeringan. Warga mencari air yang masih tersisa di sumur yang makin mengering.
Warga Kabupaten Bogor mengambil air bersih saat kekeringan melanda wilayah mereka. (CNN Indonesia/Muhammad Naufal)

Warga lainnya, Ilham (27) mengatakan kekeringan tahun ini terjadi berangsur parah sejak Juli. Selama itu pula, Ilham harus mencari air sisaan ke sungai atau sumur endapan di sekitar rumahnya.

"Dampak yang paling buruk itu di antara tanggal 1 Agustus sampai hari ini, lebih parahnya mah satu bulan sekarang," kata Ilham.

Dampak dari kekeringan membuat kegiatannya terhambat. Biasanya Ilham bergegas ke kantor desa pagi hari, kini terpaksa ia gunakan untuk mencari air.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebelum kerja paling kita cari air dulu sekitar habis subuh ataupun jam 5 atau 6 kita nyari dulu ke kali ataupun nunggu dulu di sumur-sumur endapan yang masih ada airnya," ucap dia.

Ilham sudah hafal kala kemarau panjang akan tiba. Ia membaca tanda alam. Angin malam menjadi lebih dingin dari biasanya. Tanda bahwa kekeringan akan segera melanda.

Desa berpenduduk sekitar 20 ribu itu memang selalu dilanda kekeringan setiap tahun. Setidaknya, satu tahun sekali air menjadi langka.

"Kadang Agustus, kadang September, kalau enggak Bulan Juli," ujarnya.

BPBD buka suara

Pelaksana tugas Kasie Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Cecep Dais mengatakan tanda-tanda kekeringan dimulai pada Mei lalu. Namun, kala itu hanya satu kejadian. Jumlah itu pun berangsur naik hingga akhirnya lonjakan terjadi pada Juli.

"3 Mei itu hanya satu kejadian, bulan Mei itu. Kemudian setelahnya baru bulan Juli ada beberapa nah yang paling banyak itu akhir Juli sampai sekarang," kata Cecep melalui sambungan telepon, Rabu (6/9).

Kondisi yang kian parah itu pun memasuki status tanggap darurat kekeringan. Lebih dari setengah kecamatan di Kabupaten Bogor terdampak kekeringan.

"Soalnya kan sudah banyak sekali ya, sudah lebih dari setengahnya, ini kan sudah 27 kecamatan, di Kabupaten Bogor kan 40 kecamatan," ucap dia.


Cecep mengaku BPBD sempat kewalahan lantaran permintaan air bersih warga terdampak kekeringan sangat tinggi, sementara armada yang dimiliki terbatas.

Pada saat kondisi yang paling parah, dalam sehari permintaan air bisa menyentuh 30 mobil tangki, sedangkan BPBD hanya memiliki empat unit mobil tangki.

"Kemarin kita sampai kewalahan ya, karena kita armadanya hanya empat mobil tangki, sedangkan permintaan sehari bisa sampai 20 bahkan kemarin pas puncak-puncaknya bisa sampai 30 gitu kan," ujarnya.

Cecep juga menerangkan kondisi kekeringan tahun ini lebih parah ketimbang sebelumnya. Jumlah kasus kekeringan tahun lalu tak sebanyak dengan kasus tahun ini.

Ia menyebut kondisi itu bertalian dengan fenomena el nino yang membuat musim kemarau tahun ini menjadi lebih panjang.

Musim hujan yang biasanya tiba pada September, akibat el nino pun mundur ke Oktober.

"Soalnya kita juga sudah ada peringatan dari BMKG bahwa sekarang ini kan ada fenomena alam el nino. Jadi kemaraunya kemungkinan kan maju awalnya dan akhirnya lebih mundur," kata dia.

Data terbaru Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor pada Selasa (5/9) memperkirakan kekeringan ini berdampak pada 220.574 jiwa yang berada di 114 desa atau kelurahan dari 27 kecamatan di Kabupaten Bogor.

Kecamatan Jasinga, Kecamatan Jonggol, dan Kecamatan Cibungbulang menjadi tiga lokasi yang paling terdampak. Jasinga dengan 12 desa terdampak, sementara Jonggol dan Cibungbulang masing-masing sepuluh desa.

Apabila dibandingkan dengan data beberapa hari terakhir, jumlah jiwa dan desa yang terdampak terus bertambah setiap harinya.

Pada 29 Agustus lalu, jumlah warga yang terdampak kekeringan sebanyak 174.770 jiwa dari 95 desa atau kelurahan.

Kemudian angka itu bertambah lagi pada 30 Agustus dengan total 181.456 jiwa dari 99 desa atau kelurahan. Kemudian angka itu menjadi 210.835 jiwa dari 109 desa atau kelurahan pada Minggu (3/9).

Kemarau tak pandang bulu. Dia menerjang Bogor, wilayah yang memiliki julukan 'Kota Hujan' karena curah hujannya lebih tinggi dibanding kota lain. Ribuan orang terdampak kekeringan dan kekurangan air bersih selama dua bulan terakhir.

BPBD Kabupaten Bogor menyampaikan kekeringan terjadi karena intensitas hujan menurun di wilayah tersebut. Akibatnya, sumber mata air berkurang dan warga kesulitan memenuhi air bersih setiap hari.

Pada akhir Agustus lalu, kekeringan melanda empat kecamatan di Kabupaten Bogor, yaitu Tenjo, Cariu, Jasinga, dan Babakan Madang.

Berdasarkan data prakiraan cuaca yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), intensitas hujan terpantau rendah di wilayah Bogor, termasuk empat kecamatan yang terdampak kekeringan, pada akhir Agustus hingga awal September. Tidak semua kecamatan akan turun hujan.

Kepala Pusat Data, Informasi an Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan pihaknya mengimbau warga terdampak kekeringan agar mengurangi pemakaian air yang berlebihan.

"Jika kekeringan masih berlanjut dan pasokan air bersih menipis, harap laporkan kepada pihak yang berwenang," katanya dikutip dari situs resmi BNPB.

Infografis Mengenal El Nino dan La NinaInfografis Mengenal El Nino dan La Nina. (CNN Indonesia/Fajrian)
(pmg/pmg)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER