Seorang ibu berinisial GA (64) dan anaknya, DA (38) ditemukan meninggal dunia dalam kondisi tinggal kerangka di kamar mandi sebuah rumah di Cinere, Depok, Jawa Barat, Kamis (7/9) lalu.
Polisi masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap kasus ini. Termasuk, mengusut penyebab kematian kedua korban.
Olah tempat kejadian perkara (TKP) sudah beberapa kali dilakukan oleh kepolisian guna mencari berbagai bukti terkait kasus ini. Sejumlah saksi juga tak luput diperiksa untuk digali keterangannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CNNIndonesia.com sudah merangkum sejumlah fakta terkini terkait penyelidikan kasus kematian ibu dan anak ini sebagai berikut:
Polisi menyebut kasus penemuan dua jenazah ibu dan anak ini mirip dengan kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat.
Diketahui, empat orang yang merupakan satu keluarga ditemukan dalam keadaan meninggal dunia di sebuah rumah di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, pada November 2022 lalu.
Dalam kasus Kalideres tersebut, polisi menyimpulkan tak ada unsur pidana berdasarkan serangkaian proses penyidikan. Kasusnya pun dihentikan.
Menurut Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi, kemiripan dua kasus ini terletak pada kondisi jenazah saat ditemukan.
"Rekan-rekan sekalian, ini sangat mirip dengan kejadian yang di Kalideres, oleh karenanya polanya kita sama, ditemukan jenazah sudah rusak," kata Hengki di Polda Metro Jaya, Jumat (8/9).
Karenanya, kata Hengki, pola penyelidikan yang diterapkan untuk mengungkap kasus kematian ibu dan anak di Depok akan serupa dengan kasus Kalideres.
Dalam proses penyelidikan, polisi menemukan bukti berupa file berjudul 'to you whomever'. File ini tersimpan di laptop diduga milik korban.
Hengki menyebut temuan file ini masih terus didalami oleh penyidik. Salah satunya untuk memastikan apakah file itu dibuat dan milik korban atau bukan.
"Satu petunjuk dari laptop, yang diduga laptop korban yang berjudul 'to you whomever'," ucap Hengki.
"Jadi di sana tertulis siapapun yang membaca tulisan ini mungkin pada saat melihat tulisan ini saya dan ibu saya sudah meninggal dunia," sambungnya.
Serangkaian proses penyelidikan terus dilakukan oleh penyidik guna mengumpulkan berbagai bukti untuk mengungkap kasus ini.
Salah satu bukti yang kembali diperoleh penyidik yakni dua buah senter hingga dua buah dupa. Kedua barang ini disebut ditemukan di sebelah jenazah korban.
Seperti barang bukti lainnya, temuan senter dan dupa ini juga didalami lebih lanjut. Tujuannya, untuk melihat kaitan dua benda tersebut dengab kematian korban.
"Kita juga menemukan di TKP dua buah senter, dan dua buah dupa yang berisi bebatuan," ucap Hengki Haryadi kepada wartawan, Senin (11/9).
Hengki menyebut berdasarkan pemeriksaan di lokasi penemuan jenazah, pihaknya berhasil menemukan dua pucuk surat. Bukti ini ditemukan di dalam kamar korban GA.
Diungkapkan Hengki, dua pucuk surat ini memiliki kesamaan dengan dokumen berjudul 'to you whomever' yang ditemukan di laptop diduga milik korban.
"Dari kedua surat di kamar maupun yang ada di file ini ternyata ini ada kesamaan walaupun konteksnya berbeda, isinya adalah curhat keluhan tentang yang terjadi di keluarga ini," tutur dia.
Tak hanya barang bukti, polisi juga meminta keterangan dari berbagai pihak dalam proses pengungkapan kasus kematian ibu dan anak ini.
Salah satunya adalah seorang pengantar galon. Menurut pengakuan saksi, keluarga korban ini terkesan disiplin atau sangat patuh terhadap jadwal pengantaran galon.
"Kalau hasil dari penyelidikan deduktif saksi pengantar galon, itu pada tanggal 25 Juli masih menerima galon. Keluarga ini masih saklek, jadi kalau galon enggak diantar jam 8, (diantar) jam 8 ke atas, enggak diterima," kata Hengki.
Saksi juga menyampaikan dirinya terakhir mengantar galon ke rumah korban dan diterima pada 25 Juli. Selang satu pekan kemudian, saksi kembali mengantar galon, namun tak ada yang menerima.
"Satu minggu kemudian pada tanggal 1 Agustus, di hari Selasa, selalu hari Selasa, ini pada saat diketuk, tidak dibukakan lagi pintunya. Besoknya diketuk tidak dibukakan lagi. Hari Selasa berikutnya diketuk tidak dibukakan lagi," tutur Hengki.
Kata Hengki, runutan waktu berdasarkan hasil pengakuan pengantar galon ini juga sejalan dengan temuan dua pucuk surat. Surat tersebut diketahui ditemukan di kamar korban GA.
"Kemudian dicocokkan dengan surat ini tertulis di tanggal 28 Juni, sedangkan file itu dibuat pada tanggal 29 Maret, di-update atau dimodifikasi file itu tanggal 27 Juli. Ini hampir sama," ujarnya.