Jokowi Singgung Korupsi BTS Bikin Target Peta Jalan Digital Mundur

Presiden Joko Widodo menyinggung kasus korupsi pengadaan Menara Base Transceiver Station (BTS) jaringan 4G sebagai salah satu masalah yang menyebabkan target implementasi peta jalan Indonesia digital mundur.

Hal tersebut Jokowi sampaikan melalui pidato arahan Presiden kepada peserta PPSA XXIV dan alumni PPRA LXV 202 Lemhanas, di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/10).

"Kadang-kadang ada kendala, biasa. Kemarin ada masalah di BTS. Kita udah pikirin yang untuk area-area pinggir, area-area yang jauh, kita selesaikan BTS nya, [ada] masalah. Artinya ini mundur lagi, meskipun saya yakin ini juga bisa diselesaikan di lapangan akhirnya," kata Jokowi.

Menurutnya, pemerintah sudah berupaya membangun 'Tol Langit' yang di dalamnya mengandung infrastruktur digital, pemerintah digital, ekonomi digital, dan masyarakat digital. BTS 4G juga merupakan bagian dari program 'Tol Langit'.

Jokowi menginginkan agar para anak buahnya memiliki target dan strategi yang terarah dan terukur. Ia menyebut di era serba digital, Indonesia harus memiliki target dan strategi yang taktis dan detail.

"Jika ada tantangan, cari solusinya. Jika ada kendala. cari jalan keluarnya. Jika masih mentok, pelajari lagi, coba cara lain lagi, terus begitu untuk menghasilkan sebuah solusi, untuk menjalankan strategi dan kebijakan. Saya rasa itu," ujar Jokowi.

Pembangunan BTS 4G yang dilakukan BAKTI Kominfo merupakan salah satu program besar untuk penyediaan infrastruktur telekomunikasi di kawasan 3T. Kawasan-kawasan tersebut ditangani khusus oleh pemerintah karena kurang menarik secara bisnis bagi pihak swasta.

Namun, misi penyediaan telekomunikasi untuk masyarakat di wilayah 3T tersebut terhambat akibat korupsi dari sejumlah pihak yang terlibat dalam proyek tersebut. Salah satu yang menjadi tersangka dalam program ini adalah mantan Menkominfo Johnny G. Plate.

Kasus korupsi pengadaan BTS 4G BAKTI Kominfo yang diperkirakan merugikan negara sebesar Rp8 triliun tersebut sudah masuk masa persidangan.