Laporan hukum terus berlanjut. Ida akhirnya juga memutuskan untuk menyebarkan informasi soal kasusnya ke media sosial.
Ia kemudian juga mengetahui sosok Babah Alun yang ternyata adalah Jusuf Hamka. Ida pun berusaha menemui Jusuf untuk mengonfirmasi soal apa benar Nera merupakan adiknya.
Dalam kesempatan sama, Jusuf menyampaikan dirinya memiliki saudara atau kerabat dalam jumlah banyak. Apalagi, dirinya adalah sosok anak terbuang dalam keluarga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkin saya dibilang sombong kali, tapi saya bukan sombong. Saya orang yang terbuang, bener-bener orang yang terbuang. Pertama karena saya anak nakal dari muda, kedua karena saya memilih agama yang di luar kelaziman orang-orang Tionghoa waktu itu sehingga saya dikucilkan," tutur dia.
Kendati demikian, Jusuf membenarkan dirinya mengenal sosok Nera. Ia juga mengaku sempat berkomunikasi dengan Nera beberapa tahun yang lalu.
"Tiga tahun yang lalu sempat kontak. Dia hanya bilang dia lagi di Filipina yang namanya Nera gitu. Jadi kadang kala ada adik saya yang namanya Sari, oh dia lagi ada di Amerika. Waktu itu mereka kontak karena sedang heboh-hebohnya kasus saya dengan bank syariah swasta," ucap Jusuf.
"Terus sudah enggak pernah kontak, Dan kami enggak pernah berkumpul. Seandainya pernah berkumpul ibu (Ida) pasti pernah ketemu saya," sambungnya.
Lebih lanjut, Jusuf menegaskan dirinya tidak akan ikut campur dan mengintervensi kasus hukum Ida dengan Nera.
"Dia yang berbuat dia yang bertanggung jawab. Dan saya tidak akan intervensi, baik ucapan satu kata pun atau pun satu rupiah," katanya.
"Jadi klir saya cukup amanah. Kalau ada orang berbuat salah, dia harus tanggung jawab perbuatannya. Jangan karena mentang-mentang keluarga, mentang-mentang kerabat terus kita bela membabi buta," tegas Jusuf.