ANALISIS

Sinyal Kuat Jokowi Vis-a-vis Megawati di Pilpres 2024

CNN Indonesia
Rabu, 18 Okt 2023 06:47 WIB
Gelagat Jokowi berbeda dukungan dengan PDIP di Pilpres 2024 kian menguat seiring putusan MK yang mengabulkan gugatan terkait pilpres.
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri (tengah) memberikan keterangan pers usai pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (24/10). (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
Jakarta, CNN Indonesia --

Gelagat Presiden Joko Widodo berbeda dukungan dengan partainya, PDIP, di Pilpres 2024 kian menguat seiring putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengabulkan gugatan terkait syarat capres-cawapres bisa dari unsur kepala daerah.

Putusan itu dinilai membuka pintu bagi putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming untuk maju sebagai cawapres Prabowo Subianto. Dua partai Koalisi Indonesia Maju (KIM), Partai Gerindra dan Golkar telah membuka pintu bagi Gibran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Teranyar, Ketua Dewan Pakar Partai Golkar Agung Laksono bahkan menyebut cawapres Prabowo akan berasal dari partainya. Jika sosok tersebut saat ini bukan kader Golkar, maka dia akan di-Golkar-kan terlebih dahulu.

"Saya mendengar ada komitmen bahwa slot untuk cawapres KIM dari Partai Golkar, kalaupun bukan dari Golkar, akan 'di-Golkar-kan' dulu. Bisa melalui AMPI atau ormas hasta karya lainnya," kata Agung dalam keterangannya, Selasa (17/10).

Selain putusan MK, sejumlah pengamat menyebut sinyal dukungan Jokowi juga terbaca dari kehadirannya di Rakernas relawan Projo pada Sabtu (14/10). Pada kesempatan itu, Jokowi bersama Gibran hadir walaupun hanya sebentar.

Usai rakernas itu, Projo langsung mendeklarasikan dukungan kepada Prabowo di Pilpres 2024.

Jokowi Main Banyak Kaki

Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia Ali Rif'an meyakini Jokowi tak bakal berani menunjukkan perang terbuka dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Menurutnya, Jokowi masih akan bermain dua kaki terhadap dua bakal capres dari koalisi pemerintah, yakni Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo.

Meski di sisi lain, kata Ali, sinyal perang terbuka itu sudah terlihat dari putusan MK yang mengabulkan gugatan syarat capres-cawapres dari unsur kepala daerah.

"Dugaan saya Jokowi akan tetap bermain banyak kaki. Jadi sebagai presiden dia akan mendukung siapapun yang mencalonkan diri, wabil khusus dia akan mendukung bagi capres-cawapres yang punya program melanjutkan legacy dia," kata Ali saat dihubungi, Selasa (17/10).

Berbeda, Direktur Eksekutif Politika Research and Consulting (PRC) Rio Prayogo meyakini arah dukungan Presiden di Pilpres 2024 saat ini sudah terang benderang. Menurut Rio, kehadiran Jokowi dan Gibran di acara Rakernas Projo mengirim sinyal kuat keduanya sudah berpisah dengan PDIP.

Pasalnya, kata Rio, selain sebagai Ketua Umum Projo, Budi Arie Setiade yang bertanggung jawab atas acara tersebut juga merupakan menteri Jokowi. Sehingga, dia tak akan menggelar dan mengumumkan dukungan kepada Prabowo tanpa restu presiden.

"No doubt about that. Seperti adagium lama mengatakan, war is the end of peace. Komunikasi tersumbat, dialog buntu. Maka terjadilah perpisahan politik antara presiden dan partainya," kata dia saat dihubungi, Selasa (17/10).

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo,  bersama Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri dan Calon Presiden dari PDI Perjuangan Ganjar Pranowo saat pembukaan Rapat Kerja Nasional lV PDI Perjuangan di JIExpo Kemayoran. Jakarta, Jumat, 29 September 2023. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)Presiden Republik Indonesia Joko Widodo bersama Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan calon presiden Ganjar Pranowo saat pembukaan Rakernas lV PDIP di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Jumat, 29 September 2023. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)

7 Karpet Merah PDIP untuk Keluarga Jokowi

Rio memahami bahwa sulit membayangkan Jokowi bakal berpisah dengan PDIP. Apalagi, Jokowi dan keluarganya telah tujuh kali mendapat keistimewaan maju dalam kontestasi pemilu.

Jokowi dua kali maju di Pilwalkot Solo, satu kali di Pilkada DKI, dan dua kali sebagai presiden. Sisanya, Gibran maju meneruskan Jokowi di Solo, dan menantunya Bobby Nasution menjadi Wali Kota Medan.

"Tujuh kali karpet merah untuk keluarga Jokowi disiapkan oleh PDIP. Kalau hanya melihat fakta politik itu, harusnya sih tidak berani [Jokowi melawan Megawati]," ucap Rio.

Namun, melihat sejumlah fakta lain yang masif terungkap belakangan, Rio menilai vis-a-vis Megawati dengan Jokowi bukan sesuatu yang mustahil. Terutama setelah putusan MK pada Senin (15/10) yang mengabulkan syarat capres-cawapres bisa dari unsur kepala daerah.

Baca halaman berikutnya...

Kemewahan dari PDIP dan Langkah Tidak Etis Jokowi

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER