Gunung Merapi yang berada di wilayah perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah dilaporkan mengeluarkan awan panas guguran sebanyak dua kali pada Senin (27/11) sore.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan awan panas guguran pertama hari ini muncul pada pukul 17.00 WIB.
Jarak luncurnya tercatat sejauh 1.500 meter dan mengarah ke Sungai Boyong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Durasi 169 detik, amplitudo max 41 mm," kata Kepala BPPTKG Agus Budi Santoso dalam keterangannya, Senin petang.
Sementara kejadian awan panas guguran kedua hari ini tercatat pada pukul 17.15 WIB. Terekam di seismogram dengan amplitudo maksimal 66 mm dan durasi 217 detik.
"Jarak luncur 2.000 meter ke arah barat daya atau Kali Bebeng," jelas Agus.
BPPTKG sejauh ini masih mempertahankan status Siaga atau Level III yang ditetapkan sejak November 2020 silam.
Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas guguran di beberapa titik. Yakni, di Kali Woro sejauh 3 km dari puncak, Kali Gendol sejauh 5 km dari puncak.
Berdasarkan pemodelan kedua kubah lava tersebut, BPPTKG menentukan potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas di sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 kilometer, Sungai Bedog, Bebeng, dan Krasak sejauh maksimal 7 kilometer.
Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 kilometer dan Sungai Gendol 5 kilometer. Sedangkan lontaran abu vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak.
Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di dalam zona bahaya dan mengantisipasi kemungkinan gangguan akibat abu vulkanik.