Rektor Universitas Muhammadiyah (UMJ) Jakarta Prof. Dr. Ma'mun Murod menilai, sorotan terhadap video viral Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan terkait praktek salat dengan menggerakkan dua jari ketika tahiyat atau tasyahud terlalu berlebihan.
Menurut dia, urusan politik merupakan urusan muamalah duniawi dan tidak perlu digiring-giring pada persoalan yang berbau ibadah, apalagi dalam pengertian yang mahdoh serta dikaitkan dengan Islam.
"Karena tidak mau belajar dua pilpres sebelumnya, sehingga kita masih seperti ini. Masa pernyataan seperti itu dianggap melecehkan Islam, dianggap melecehkan salat, dan lain sebagainya. Menurut saya sikap itu berlebihan, apalagi yang dari (pribadi pengurus) MUI, itu sangat berlebihan," ujar Ma'mun, Kamis (21/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ma'mun yang juga pengurus MUI menegaskan, jika dilihat secara utuh, pernyataan Zulhas hanyalah guyonan politik semata.
Menurut dia, yang menjadi persoalan karena Zulhas merupakan ketua umum partai dan pengusung pasangan Prabowo-Gibran. Namun, jika Zulhas bukan dari pendukung calon nomor urut dua, diyakini video itu tak akan ramai.
"Ini kan karena Bang Zul mendukung Prabowo-Gibran. Saya yang dua kali pilpres mendukung Prabowo dan dipastikan pemilu besok, 2024, saya tidak akan mendukung Prabowo, saya tetap menganggap pernyataan Zul itu pernyataan kelakar saja," ujar Ma'mun.
"Jadi menurut saya, MUI mau umat Islam manapun, ndak usah berlebihan sampai demo sampai apa, berlebihan. Itu tidak belajar dari dua pilpres sebelumnya. Sangat kekanak-kanakan dan tidak proporsional lah," ujarnya.
Ia pun menilai hal tersebut bisa menjadi pembelajaran bagi para politisi lainnya untuk menjaga guyonan mereka. Sebab saat ini suasana sedang menuju Pemilu 2024. Pada sisi lain, masyarakat juga diminta untuk lebih dewasa dan tidak mencampuradukkan persoalan seperti itu hubungannya dengan agama.
"Saya kira pemilih kita harus lebih dewasa, jangan dicampuradukan persoalan seperti ini, seolah masuk wilayah agama, Kemudian dianggap menodai keislaman, akidah, dan lain sebagainya, itu sangat berlebihan," ujarnya.
"Apalagi yang (melontarkan) guyonan pribadi seperti Zulkifli Hasan, masih muslim, yang setahu saya juga puasa daud itu dilakukan. Masa kemudian berniat melecehkan Islam, saya kira tidak gitu kan," katanya.
(inh)