Balita berumur 4 tahun, berinisial L asal Depok, tewas usai tercebur di kolam air mancur di Mesjid Raya Al Jabbar, Bandung.
Korban diketahui merupakan wisatawan yang tengah berkunjung bersama orang tuanya.
"Korban itu wisatawan dari Depok," ujar Kapolsek Gedebage, AKP Kurnia, saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (21/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kurnia mengatakan kejadian balita tercebur di kolam Mesjid Al Jabbar terjadi pada Minggu (17/12) malam sekitar pukul 19.25 WIB.
Saat kejadian tidak ada yang melapor informasi tersebut kepada pihak kepolisian. Kurnia baru mengetahui dua hari setelahnya, pada Selasa (19/12).
"Kita diinformasikan kejadian itu, saat ada warga yang memberitahu. Jadi setelah dua hari kita baru tahu," ungkapnya.
Kurnia menuturkan, pihaknya pun langsung meminta keterangan sejumlah petugas di Mesjid Al Jabbar, untuk mengetahui kronologi kejadian.
Berdasarkan keterangan para petugas, saat kejadian orang tua korban mendatangi petugas sekuriti di mesjid tersebut. Mereka mengaku kehilangan anaknya. Petugas sekuriti pun melakukan pencarian dan mendapati adanya sandal korban di dekat kolam.
Petugas curiga dan melakukan pengecekan ke dalam kolam. Tak lama, petugas pun mendapati korban sudah dalam kondisi tak bernyawa.
"Itu (kolam) zona terlarang. Itu juga dirantai (area kolamnya)," katanya.
Kurnia mengatakan, pihaknya menduga ada unsur kelalaian dalam kejadian ini. Pihaknya pun melakukan pemeriksaan terhadap petugas yang berjaga saat peristiwa itu terjadi.
"Ada dugaan kelalaian dari orang tua juga, tidak menjaga anaknya," ungkapnya.
Kurnia mengatakan, setelah korban dievakuasi dan dilakukan pemeriksaan, pihak keluarga langsung membawa korban kembali ke Depok, untuk memakamkan korban.
Merespons kejadian ini, PJ Gubernur Jabar Bey Machmudin, langsung melakukan pengecekan kemarin, Rabu (20/21).
Dalam kunjungan itu, Bey meminta agar segera dibangunkan pagar pembatas dan memasang rambu-rambu di sekitar kolam dalam kompleks untuk keamanan dan kenyamanan jemaah Masjid Raya Al Jabbar.
Hal itu guna mengantisipasi insiden yang sama terjadi.
"Harus ada pengamanan, saya sudah lihat kolamnya memang, harusnya ada rambu-rambu yang jelas, sampai dimana pengunjung boleh dan sampai mana tidak boleh," ujar Bey Machmudin di Aula Barat Gedung Sate, Kota Bandung, dalam rilis yang diterima wartawan.
"Kita akan segera membangun penahan untuk melindungi, dan juga ditambah rambu-rambu. Kami akan rapatkan khusus tentang Al-Jabbar, bagaimana pengelolaannya," kata Bey.
Bey tak ingin kecelakaan serupa tidak terulang kembali di masa depan. Menurutnya, keselamatan jemaah perlu dinomorsatukan.
"Estetika itu nomor dua, nomor satu itu adalah keselamatan masyarakat," kata Bey.
(csr/gil)