Kasus pembunuhan serupa dengan modus penggandaan uang kembali menghebohkan publik pada April 2023. Aksi pembunuhan itu berhasil diungkap usai adanya laporan dari salah satu keluarga korban Paryanto ke Polres Banjarnegara pada Maret 2023.
Polisi menyebut mulanya Paryanto yang merupakan warga Sukabumi tertarik dengan unggahan dari tersangka BS, kaki tangan tersangka Mbah Slamet Tohari, yang mengaku bisa menggandakan uang.
Korban kemudian melakukan kontak dengan BS dan setuju membuat kesepakatan pengadaan uang secara langsung dengan Mbah Slamet. Sejumlah uang dan mahar juga telah diserahkan pasca pertemuan itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun hasil penggandaan uang yang dijanjikan Mbah Slamet tidak kunjung terealisasi hingga berulang kali ditagih oleh korban. Puncaknya, Paryanto mendatangi Mbah Slamet seorang diri, pada 23 Maret 2023.
Ketika itu, korban sempat menghubungi anaknya berinisial SL dan meminta anaknya langsung menghubungi polisi apabila tidak mendapatkan kabar darinya hingga tanggal 26 Maret 2023.
Sejalan dengan kekhawatiran Paryanto, Mbah Slamet kemudian meracuni korban dengan potassium sianida lantaran merasa kesal karena terus ditagih uang. Jasad Paryanto selanjutnya dikubur di jalan setapak menuju hutan yang merupakan lahan milik Mbah Slamet.
Berdasarkan hasil pemeriksaan di lokasi, polisi juga turut menemukan 11 jenazah lainnya yang dikuburkan ke dalam lubang yang sama di kebun milik Mbah Slamet tersebut. Beberapa jenazah diperkirakan telah lama dikubur lantaran hanya tersisa tulang belulang saat ditemukan.
Kepada polisi, Mbah Slamet mengaku mulai membunuh para korban sejak tahun 2020. Meski begitu, ia mengaku lupa seluruh identitas korban yang telah dibunuh dikarenakan bukan warga asli Banjarnegara.
Sementara itu berdasarkan proses autopsi yang telah dilakukan, polisi hanya berhasil mendapati 9 identitas dari korban Mbah Slamet. Sembilan korban itu merupakan Paryanto warga Sukabumi, dua pasang suami istri asal Lampung Irsyad-Wahyu Triningsih, dan Suheri-Riani.
Kemudian korban asal Palembang bernama Mulyadi, pasangan ibu-anak asal Magelang Theresia Dewi dan Okta Ali. Sementara identitas korban terakhir yang berhasil diidentifikasi adalah Kuwat Santoso warga Sleman, Yogyakarta.
Aksi pembunuhan selanjutnya dilakukan oleh anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri Bripda HS kepada sopir taksi daring bernama Sony Rizal Tahitu (56).
Jasad Sony ditemukan dekat mobil Toyota Avanza yang sedang terparkir oleh di Perumahan Bukit Cengkeh I, Cimanggis, Depok, pada Senin 23 Januari 2023, sekitar pukul 04.20 WIB.
Petugas kemudian mendapati adanya KTA milik Bripda HS di lokasi dan langsung berkoordinasi dengan tim Densus 88. Pada hari yang sama dengan penemuan jasad korban, tim Densus 88 juga berhasil menangkap Bripda HS di Puri Persada, Desa Sendang Mulya, Bekasi, Jawa Barat.
Kepada penyidik, Bripda HS mengaku dengan sengaja menusuk Sony dengan tujuan ingin menguasai hartanya termasuk mobil yang ditumpanginya itu. Aksi nekat itu direncanakan HS lantaran sebelumnya telah menghabiskan uang Rp90 juta milik kakaknya dalam permainan judi.
Namun rencana itu gagal lantaran korban sempat melakukan perlawanan dengan membunyikan klakson mobil hingga membuat Bripda HS panik. Setelahnya ia berlari meninggalkan area perumahan dan meninggalkan barang pribadinya di dalam mobil korban.
Berdasarkan catatan Densus 88, Bripda HS disebut sering melakukan pelanggaran hingga berujung pemberian sanksi penempatan khusus (Patsus). Ia juga tercatat pernah menipu anggota lainnya hingga masyarakat sipil.
Selain itu, Bripda HS juga diketahui memiliki hutang hingga mencapai Rp900 juta kepada pihak perbankan maupun perorangan sejak Oktober 2022 akibat kecanduan bermain judi online.
Akibat aksinya, Densus 88 kemudian memberikan sanksi Pemecatan Tidak Dengan Hormat (PTDH) kepada Bripda HS. Selain itu Bripda HS juga dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh Majelis Hakim PN Depok.
Pada Agustus tahun ini, mahasiswa Jurusan Sastra Rusia UI Muhammad Naufal Zidan (19) ditemukan tewas di kamar kosnya setelah ditikam berkali-kali oleh seniornya sendiri Altafasalya Ardnika Basya (23).
Naufal ditemukan tewas dengan sejumlah luka tusukan dengan kondisi terbungkus plastik di bawah kasur kosan di Kukusan, Beji, Depok, Jumat 4 Agustus 2023. Jasad korban ditemukan setelah pihak keluarga tak bisa menghubungi korban sejak Rabu 2 Agustus 2023.
Polisi menyebut aksi keji itu dilakukan Altaf usai mengalami kerugian akibat investasi kripto sebesar Rp80 juta dan memiliki utang pinjaman online (pinjol) sebesar Rp15 juta.
Tidak ada motif dendam yang mendasari pembunuhan tersebut. Naufal dipilih menjadi korban lantaran dianggap jauh lebih sukses sehingga barang-barang milik korban dirasa bisa melunasi hutang miliknya.
Berbekal pemikiran tersebut, Altaf kemudian menjalankan aksinya pada Rabu 2 Agustus 2023, dengan membawa pisau lipat di saku celananya. Altaf mulanya mengelabui korban dengan mengajak berbincang di dalam kamar kos.
Setelahnya pelaku berpura-pura pamit pulang dan langsung menendang korban. Selanjutnya Altaf mengeluarkan pisau dan menusuk korban di bagian badan. Naufal sempat melawan dengan menggigit tangan Altaf hingga menelan cincin pelaku.
Akan tetapi Naufal tetap tumbang usai Altaf menikam leher dan dada berulang kali. Kepada penyidik, Altaf mengaku sempat belajar cara membunuh orang dengan menonton serial Narcos.
Usai pembunuhan, Altaf kemudian memasukkan jenazah korban ke dalam plastik dan disembunyikan di bawah kasur. Selain itu pelaku juga sempat menebarkan kapur barus untuk menyembunyikan bau jasad korban.
Selanjutnya Altaf melakukan rencana awalnya dengan menggasak barang-barang milik korban seperti MacBook hingga iPhone. Namun, barang itu belum sempat dijual lantaran Altaf mengaku ketakutan usai bermimpi sedang dikejar-kejar oleh Naufal.