Kepala Kantor SAR Bandung Hery Marantika menuturkan sederet kesulitan untuk mengevakuasi gerbong kereta yang kecelakaan di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (5/1) pagi.
Permasalahan dalam mengevakuasi gerbong Kereta Api Turangga dan Kereta Api Commuter Line Bandung Raya terkait dengan lokasi, masyarakat, dan jenis kecelakaan.
"Kesulitannya medan area yang sempit, yang kedua animo masyarakat untuk menonton ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Dan ketiga benturan dari badan keretanya yang tinggi," katanya, di lokasi kejadian, Jumat (5/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Hery menuturkan pihaknya akan menggunakan dua teknik untuk melakukan evakuasi terhadap gerbong-gerbong yang terdampak kecelakaan, termasuk korban yang masih terjebak di dalam gerbong.
"Proses evakuasi saat ini baik dari Basarnas, TNI, Polri, kemudian SAR gabungan, sedang mengupayakan dua teknik upaya evakuasi. Yang pertama gerbongnya coba kita angkat atau kita tarik, kalau memang ini tidak memungkinkan gerbong ini kita coba usulkan ke PT KAI untuk dipotong sebagian bagian gerbongnya, sehingga dua korban, yang satu dalam posisi gerbong terguling dan satu korban yang terjepit, ini bisa kita evakuasi," katanya.
"Alat berat yang dikerahkan ada crane dari PT KAI, ada peralatan SAR Estrikasi dari Basarnas, Brimob, dan TNI," ucap Hery.
Hery mengatakan bakal memastikan jumlah korban yang terjebak di dalam korban.
"Yang ada saat ini tinggal dua, namun akan kami pastikan lagi manakala ada tambahan korban," katanya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Ibrahim Tompo mengungkap saat ini korban tewas terdapat empat orang.
"Dua yang tewas sudah di evakuasi, mereka masinis dan assisten masinis. Dua lainnya masih dalam proses evakuasi, mereka yaitu pramugara dan satu lagi belum diketahui, diduga dari petugas KAI," ungkap Ibrahim, di lokasi kejadian.
(csr/nva)