Budiman Sanggah Faisal Basri soal Utang Rp16.000 T Jika Prabowo Menang

CNN Indonesia
Senin, 15 Jan 2024 19:21 WIB
Budiman Sudjatmiko balas Faisal Basri soal utang RI akan tembus Rp16 Triliun kalau Prabowo menang Pilpres 2024.(ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA)
Jakarta, CNN Indonesia --

Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Budiman Sudjatmiko menganggap Faisal Basri terlalu menyederhanakan masalah dengan menyatakan utang luar negeri Indonesia bisa membengkak jika Prabowo Subianto menang di Pilpres 2024.

Ia berpendapat Faisal seakan tak melihat potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan.

"Pernyataan Pak Faisal Basri terlalu menyederhanakan masalah dan tidak melihat potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Budiman melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Senin (15/1).

Budiman mengatakan Presiden Joko Widodo telah meletakkan pondasi bagi perekonomian Indonesia. Ia menjelaskan setidaknya ada dua pondasi pertumbuhan ekonomi itu, meliputi pembangunan infrastruktur yang masif dan kebijakan meningkatkan nilai tambah Sumber Daya Alam melalui hilirisasi.

"Selain tentu saja potensi bonus demografi Gen Y dan Z yang dapat dioptimalkan menjadi basis pertumbuhan ekonomi baru," ucap dia.

Budiman percaya pembangunan infrastruktur akan memberikan dampak positif terhadap efisiensi logistik dan peningkatan transaksi ekonomi masyarakat, perdagangan dan industri. Sementara hilirisasi dipercaya bakal meningkatkan pendapatan negara, kekayaan sumber daya alam Indonesia tak lagi dijual sebagai bahan mentah.

"Pondasi pertumbuhan ekonomi yang kuat inilah yang akan dilanjutkan oleh pemerintahan Prabowo-Gibran nanti. Dengan skala hilirisasi yang makin masif dan intensif, hingga menghasilkan produk jadi bernilai tambah tinggi," ujarnya.

Dengan pondasi hilirisasi yang kuat, Budiman percaya Indonesia akan mencapai fase industrialisasi berskala penuh. Prabowo-Gibran, kata dia, akan membawa Indonesia menjadi kekuatan negara industri baru yang mampu menghasilkan berbagai produk jadi untuk diekspor.

Dengan begitu, Budiman berpendapat ketergantungan Indonesia terhadap utang pun akan semakin berkurang.

"Agenda ekspor produk-produk jadi dari Indonesia akan menjadi prioritas, sehingga akan meningkatkan pendapatan negara dan menyehatkan struktur PDB Indonesia yang selama ini hanya mengandalkan dari konsumsi domestik, belanja negara, dan investasi," ucap dia.

Ekonom senior INDEF, Faisal Basri sebelumnya menyebut utang Indonesia bisa menyentuh Rp16.000 Triliun jika Prabowo-Gibran menang di Pilpres 2024.

Faisal mengatakan utang Indonesia yang kini menembus sekitar Rp8.000 triliun bisa terjadi karena Presiden Joko Widodo membangun banyak hal tanpa mau kerja keras meningkatkan pendapatan.

Ia mengklaim Indonesia akhirnya harus ketergantungan dengan utang, di mana akhir 2024 diperkirakan bakal bertambah Rp700 triliun pinjaman baru. Faisal menyebut masyarakat, terutama generasi Z, menjadi pihak yang menderita.

Faisal menilai pemerintah seakan 'meremehkan' menarik utang baru. Ia menyebut negara tidak berpikir karena yang membayar utang bukanlah mereka para pejabat. Melainkan, generasi muda yang harus menanggung kerusakannya nanti.

"Kalau kebijakan Jokowi dilanjutkan sama Prabowo dan Gibran, bisa Rp16 kuadriliun (utang Indonesia), 5 tahun ini karena enggak kerja keras (tambah pendapatan)," ramal Faisal dalam Political Economic Outlook 2024 di Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (13/1).

(mnf/dal)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK