Rais Aam PBNU: Politik NU Kebangsaan, Ucapan Jangan Buat Gaduh

CNN Indonesia
Sabtu, 20 Jan 2024 11:37 WIB
Rais Aam PBNU Miftachul Akhyar tegaskan NU tetap memegang kebangsaan sehingga ingatkan warga NU tak buat gaduh. (CNN Indonesia/Ramadhan Rizki Saputra)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Miftachul Akhyar menegaskan NU tetap memegang politik dakwah amar ma'ruf nahi mungkar dan politik kebangsaan. Sehingga, ia minta semua warga NU tak buat langkah dan ucapan yang berpotensi bikin gaduh.

Hal itu disampaikan dalam acara Harlah Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) ke-78 yang mengusung tema "Membangun Ketahanan Keluarga Untuk Menguatkan Ketahanan Nasional."

"Politik NU adalah politik dakwah, politik amar ma'ruf nahi mungkar, politik kebangsaan dan keumatan," kata Miftachul di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sabtu (20/1).

"Untuk jaga ketentraman jangan sampai langkah ucapan kita buat gaduh di tengah masyarakat. Wajibnya jaga ketenangan," tambahnya.

Dalam pidatonya, Miftachul turut menyinggung soaal taat dan mendengarkan keputusan para pemimpin, baik pemimpin organisasi maupun pemimpin negara. Ia menegaskan ketaatan kepada pemimpin merupakan nilai penting bagi kader-kader NU.



Ia mengatakan Allah SWT akan membalasnya dengan kemuliaan bagi manusia yang memuliakan para pemimpin dalam segala lapisan.

"Barang siapa yang menghinakan para pemimpin, menghinakan presiden, wakil presiden. Meremehkan mereka semuanya, pemimpin organisasi, Allah akan membalasnya," kata dia.

Tak hanya itu, Miftachul menilai Allah SWT akan memberikan siksaan bagi mereka yang hobi untuk membuat viral atau menyebarluaskan berita-berita tak valid. Ia mengatakan siksaan itu dapat diterima di dunia maupun akhirat.

Baginya, paham NU selalu menyimpan rahasia saudaranya dan tak mudah untuk menyebarkan kabar-kabar yang tak valid.

"Karena NU ini akan menyimpan rahasia saudaranya. Dia tak mudah sebarkan apalagi tak valid dan tak disertai tabayun dan klarifikasi, langsung di sebarkan," ucapnya.

"Ini bukan paham-paham kita. Sepertinya ini sudah ketularan penyakit-penyakit kelompok-kelompok yang beraliran keras," ia menegaskan.

(rzr/chri)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK