Chandra Asri Group mengungkap aroma tak sedap yang mengganggu warga Cilegon hingga Serang, Banten, berasal dari pembakaran di cerobong atau flaring.
Hal ini juga sekaligus membantah dugaan kebocoran gas seperti informasi yang beredar luas di sejumlah paltform media sosial.
"Aktivitas ini merupakan flaring. Kami melakukannya sesuai dengan SOP dan prosedur yang berlaku, dengan mengutamakan keselamatan dan kesehatan karyawan serta masyarakat sekitar," ujar Wawan Mulyana, Corporate Shared Value Department Manager, PT Chandra Asri Pacific, dalam keterangan resminya, Sabtu, (20/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Flaring di perusahaan kimia itu telah dihentikan dan kendala berhasil ditangani oleh perusahaan. Untuk sementara, belum ada informasi atau laporan korban jiwa yang diterima PT Chandra Asri Pacific.
"Chandra Asri juga akan mendirikan layanan kesehatan bagi masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan akibat aktivitas ini," klaimnya.
Masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan karena menghirup aroma tak sedap, kata dia, bisa segera memeriksakan kesehatannya untuk mendapatkan penanganan medis dengan cepat.
Lihat Juga : |
Manajemen perusahaan pun telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, mulai pemerintah hingga kepolisian untuk penanganan lebih lanjut.
"Kami menyampaikan terima kasih kepada Walikota, Dandim, Polri, DPRD, tokoh masyarakat Cilegon, serta BPBD Cilegon yang sigap atas kerjasama dan dukungannya kepada Chandra Asri," jelasnya.
Sebelumnya, warga di tiga kecamatan di Cilegon, yakni Ciwandan, Citangkil dan Grogol, mengaku mencium aroma tak sedap sejak Sabtu (19/1) dini hari.
"Baunya menyengat benar. Masih bau sampai sekarang. Dari malem (mulai tercium bau), ramainya pagi ini pada muntah anak-anak (SD) ini," kata salah seorang warga Ciwandan, Sanwani, dikutip dari detikcom.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cilegon Sabri mengatakan bau tersebut berasal dari PT Chandra Asri Petrochemicals. Pabrik kimia itu sedang melakukan flaring atau pembakaran gas.
(ynd/arh)