Anies Kampanye Akbar di Yogya: Insya Allah PPP Umatnya Bersama Kita

CNN Indonesia
Selasa, 23 Jan 2024 13:29 WIB
Dalam kampanye akbar di Yogyakarta, Anies Baswedan menyoroti sekerumun massa meneriakan nama partai politik selain partai pengusung AMIN. (CNN Indonesia/Tunggul)
Yogyakarta, CNN Indonesia --

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan melakukan kampanye terbuka di Lapangan Jambidan, Banguntapan, Bantul, DI Yogyakarta, Selasa (23/1) yang dihadiri ribuan massa terdiri dari kader partai politik pengusung, relawan, serta simpatisan lainnya.

Massa terpantau berkumpul sejak pagi membawa atribut berupa poster, spanduk, hingga bendera besar. Anies yang naik ke panggung sekitar pukul 10.15 WIB kemudian menyapa mereka.

"Perubahan nomor berapa," kata Anies.

"Satuuu," sahut massa.

Anies lalu bertanya kepada massa nama-nama parpol yang mengusung dirinya dan Muhaimmin Iskandar (Cak Imin) dalam gelaran Pilpres 2024.

"Kita sebut urut abjad ya, Nasdem, PKB, PKS, Ummat. Kita ulangi sekali lagi, NasDem, PKB, PKS, Ummat," kata Anies.

Perhatian Anies kemudian tertuju ke arah kanan panggung saat sebagian massa meneriakkan partai lain di luar empat parpol yang disebutkan Anies.

"Ooooh, yaaa. Saya boleh enggak nyebut itu, jadi kalau di sini ada PPP juga ya?" tanya Anies.

"Adaaa," jawab massa.

"Yaaa, Insya Allah PPP umatnya bersama kita semua," ujar Anies.

Dalam momen ini, Anies berulangkali menyerukan perubahan atas berbagai kondisi di negara ini yang ia anggap tengah berada di 'persimpangan jalan'.

"Kita tidak ingin negara ini diatur seperti keluarga, ini bukan negeri milik seseorang. Ini bukan negeri milik satu keluarga. Ini adalah negeri milik seluruh Rakyat Indonesia," kata Anies.

Anies juga mengajak untuk mempertahankan agar Indonesia tak menjadi negara kekuasaan atau negara yang penguasanya bisa semena-mena mengatur hukum demi kepentingannya sendiri.

"Negara hukum, penguasa diatur hukum. Negara kekuasaan, penguasa mengatur hukum. Kita tidak ingin jadi negara kekuasaan di mana hukum ditekak-tekuk sesuai kepentingan penguasa. Hukum diubah-ubah sesuai kemauan pemegang kekuasaan, dan kemudian praktik-praktik pelanggaran dibiarkan," kata Anies.

(kum/isn)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK