Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo mengungkapkan cerita di balik kata gemoy dilekatkan ke sosok capres nomor urut 2 Prabowo Subianto.
Sara, yang merupakan keponakan Prabowo itu mengatakan gemoy muncul dari masyarakat. Bukan dari tim kampanye.
"Waktu kata gemoy itu muncul pun, itu bukan dari TKN," ucap Sara mengutip Antara, Jumat (25/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sara menyebut gemoy sudah melekat dengan Prabowo sebelum didaftarkan sebagai calon presiden ke KPU.
"Artinya, itu bukan secara strategi dilakukan dari awal," kata Sara.
Sara menganggap gemoy dilekatkan dengan Prabowo karena joget yang ia lakukan di beberapa momen. Dia menyebut joget itu bentuk kegembiraan Prabowo karena merasa lebih rileks dalam Pilpres 2024.
"Beliau itu karena lebih rileks, nothing to lose (tidak akan rugi),enggak ada satu pun beban bagi beliau untuk harus dipilih, itu tidak. Beliau itu kalau dipilih ya alhamdulillah, kalau enggak dipilih ya sudah," kata dia.
![]() |
Setelah istilah gemoy kian melekat, TKN lantas mengadopsinya. Sara mengatakan gemoy juga bisa mendekatkan Prabowo dengan pemilih di kalangan milenial dan Gen Z.
"Akhirnya kita angkat itu, yang awalnya Pak Prabowo juga sampai nanya 'Apa, sih, ini gemoy?" kata Sara.
Dia menampik gemoy sengaja dipakai guna memoles citra Prabowo maupun pasangannya, calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka.
Sara menegaskan bahwa gemoy muncul dari masyarakat yang memperhatikan kegiatan Prabowo di berbagai momen.
"Kalau memoles itu seolah-olah kita mengubah, sosok dari seorang Pak Prabowo dan Mas Gibran untuk menjadi sesuatu yang bukan mereka, sedangkan itu tidak dilakukan sama sekali," kata Sara.
Prabowo Subianto merupakan calon presiden nomor urut 2. Dia didampingi putra sulung Presiden Jokowi yakni Gibran Rakabuming Raka.