ANALISIS

PDIP Berpotensi Cetak Hattrick, Kenapa Ganjar-Mahfud Kalah Telak?

CNN Indonesia
Senin, 19 Feb 2024 11:53 WIB
Suara Ganjar-Mahfud menempati posisi buncit pada Pilpres 2024. Pasangan yang diusung PDIP, PPP, Hanura, dan Perindo itu kalah total dari Prabowo-Gibran.
PDIP berpotensi mencetak hattrick dengan memenangkan pemilihan calon anggota legislatif (pileg) tiga kali berturut-turut pada Pemilu 2024. Di saat yang sama, suara pasangan calon mereka Ganjar Pranowo-Mahfud MD hancur lebur dalam Pilpres 2024. (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)
Jakarta, CNN Indonesia --

PDIP berpotensi mencetak hattrick dengan memenangkan pemilihan calon anggota legislatif (pileg) tiga kali berturut-turut pada Pemilu 2024.

Di saat yang sama, suara pasangan calon mereka Ganjar Pranowo-Mahfud MD hancur lebur dalam Pilpres 2024.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Quick count Litbang Kompas mencatat suara PDIP di angka 16,35 persen. Sementara itu Voxpol Center Research and Consulting merekam suara PDIP 16,83 persen.

Pada saat bersamaan, suara Ganjar-Mahfud paling minim di antara lawannya pada Pilpres 2024. Litbang Kompas menyebut suara paslon nomor urut 3 itu hanya 16,31 persen.

Urutan pertama diduduki Prabowo-Gibran dengan 58,48 persen. Posisi kedua diduduki Anies-Muhaimin dengan 25,21 persen.

Voxpol mencatat Ganjar-Mahfud cuma memperoleh 16,38 persen suara. Prabowo-Gibran mendapat 56,89 persen, sedangkan Anies-Muhaimin 26,73 persen.

Direktur Riset Poltracking Arya Budi melihat pendukung partai-partai koalisi Ganjar tidak solid. Ada split ticket voting di kalangan pemilih partai-partai Ganjar.

Arya mengatakan tidak semua pemilih PDIP, Hanura, Perindo, dan PPP memilih Ganjar-Mahfud. Sebagian mengalihkan dukungan ke Prabowo-Gibran.

"Salah satu yang menjelaskan kontribusi di 02 agak signifikan itu adanya split ticket voting yang masif di partai-partai 01 maupun 03," kata Arya saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (19/2).

Arya menjadikan PPP sebagai contoh. Meskipun berada di koalisi Ganjar-Mahfud, sebanyak 50 persen lebih pemilih PPP malah mencoblos Prabowo-Gibran. Sisanya terbelah antara Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud.

Arya mengatakan hal itu terjadi karena pemilih PPP cenderung memilih pemimpin yang dianggap dekat dengan ulama. Hal itu disebut terlihat di Prabowo-Gibran dan Anies-Muhaimin.

Arya berkata PDIP mampu bertahan dari fenomena itu karena basis massa yang kuat. Menurutnya, caleg-caleg PDIP di akar rumput bekerja sangat baik sehingga suara partai terjaga meski Ganjar-Mahfud kalah total.

"PDIP dan Golkar bisa jadi pemilih calegnya dan calegnya sendiri juga sangat tinggi. Nah, sementara kita tahu Ganjar di PDIP itu nomor tiga, bahkan suaranya bisa jadi sama atau lebih kecil sedikit dari suara partai," ujarnya.

Peneliti Charta Politika Ardha Ranadireksa menyoroti konflik PDIP dengan Presiden Jokowi. Ardha menyebut sejumlah survei Charta Politika merekam pengaruh kuat Jokowi dalam menentukan pilihan capres di kalangan pemilih PDIP.

Menurutnya, konflik itu sedikit banyak menggerus suara PDIP dan Ganjar. PDIP bertahan karena basis massa kuat, sedangkan Ganjar tak punya nilai tambah.

"Benturan dengan Jokowi ini memiliki pengaruh. Saya pikir yang saya bilang tadi secara grassroot massa PDIP tetap solid untuk memilih PDIP-nya. Walaupun kalau kita lihat secara elektabilitas memang mengalami penurunan," kata Ardha saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (19/2).

Ardha mengatakan sosok Ganjar lemah. Ia hanya bergantung pada basis massa PDIP yang berjumlah sekitar 16 persen dari seluruh pemilih.

Ganjar hancur lebur karena harus berhadap-hadapan dengan Jokowi. Jokowi yang cenderung mengarah ke Prabowo-Gibran terus bersafari menjelang pencoblosan.

Jokowi berkali-kali mengunjungi Jawa Tengah, basis suara PDIP dan Ganjar, untuk membagikan bansos. Ardha menilai kebijakan Jokowi itu efektif menggerus suara Ganjar dan PDIP.

"Praktis Ganjar itu kan hanya menjaga kandang di situ. Terakhir-terakhir kalau kita lihat pemberitaan itu kan dia hanya bergerak di Jawa Tengah saja karena memang andai dia jalan-jalan, mungkin suaranya lebih rendah lagi," ujae Ardha.

(dhf/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER