ANALISIS

Menakar Ulang Peta Kekuatan Jokowi Usai Demokrat Merapat

CNN Indonesia
Kamis, 22 Feb 2024 13:15 WIB
Bagaimanakah komposisi kekuatan politik Jokowi usai Demokrat masuk kabinet? Apakah hanya tersisa PKS atau partai nonkoalisi Prabowo-Gibran yang jadi oposisi?
Bergabungnya AHY di kabinet dinilai sebagai tambahan lapisan proteksi Jokowi dari turbulensi politik jelang akhir jabatan presiden. Dok. Biro Pers Setpres/Rusman
Jakarta, CNN Indonesia --

Kehadiran Partai Demokrat di koalisi pemerintah disebut-sebut menjadi bagian dari skenario untuk kian memuluskan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) turun dari puncak kekuasaan pada 2024 ini.

Masuknya Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke dalam kabinet Jokowi sebagai menteri ATR/Kepala BPN itu pun diyakini makin mempertebal suara koalisi pemerintah di DPR RI. Dengan kehadiran Demokrat, sejauh ini di atas kertas praktis hanya menyisakan PKS sebagai partai oposisi di luar pemerintah.

"Keuntungan untuk Jokowi dengan memasukkan AHY adalah bisa memastikan Demokrat ikut bekerja optimal untuk menjamin Jokowi bisa softlanding di akhir pemerintahannya," kata Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs, Ahmad Khoirul Umam, Kamis (22/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Umam, kehadiran AHY sekaligus menegaskan posisi Jokowi sebagai Presiden boneka di bawah bayang-bayang PDIP.

Umam mengatakan sebelumnya Demokrat sudah lama dirumorkan akan bergabung ke kabinet pemerintahan Jokowi, terutama sejak awal periode kedua pemerintahan pada 2019 silam. Namun itikad itu diduga terganjal PDIP yang dipimpin Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.

"Menurut informasi, memang sejak 2019 Jokowi ingin mengajak AHY masuk ke pemerintahan, namun terhalang veto politik Megawati karena AHY adalah anak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono)," ucap Umam.

Kehadiran AHY, lanjut Umam, memang diyakini kian mempertebal kekuatan Jokowi di akhir pemerintahan. Apalagi secara bersamaan, PDIP tengah mengusulkan wacana hak angket untuk menyelidiki dugaan kecurangan pemilu.

"Dengan kata lain, kehadiran Demokrat ini bisa menghadirkan proteksi politik untuk mengantisipasi potensi turbulensi di fase akhir pemerintahan Jokowi, terutama jika akhirnya PDIP mulai menyalakan mesin politik bercorak oposisi ke depan," kata Umam.

Pada Pilpres 2024, PDIP diketahui menjadi rival Jokowi karena mendukung paslon yang berbeda. PDIP mengusung Paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD, sementara Jokowi dikenal umum mendukung Capres nomor urut 2 yang juga Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bersama putranya, cawapres Gibran Rakabuming Raka.

Siapa oposisi Jokowi?

Lepas dari hari pemungutan suara, beberapa waktu kemudian Jokowi menerima Ketua Umum NasDem Surya Paloh di Istana Kepresidenan Jakarta. NasDem diketahui sebagai pengusung paslon nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN).

Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rif'an pun menyoroti pertemuan Jokowi dan Surya Paloh itu sebagai sinyal bahwa partai-partai koalisi pemerintahan di luar koalisi Prabowo-Gibran masih di bawah kendali presiden. Ali mengatakan pertemuan tersebut sekaligus menjadi sinyal usul hak angket agar DPR melawan presiden bisa menemui jalan buntu.

Bukan saja NasDem, kata Ali, termasuk di dalamnya adalah PKB yang pada Pilpres 2024 juga mengusung AMIN.

Meski sempat berseberangan di kontestasi elektoral Pilpres, Ali mengingatkan bahwa PKB hingga kini belum menarik menterinya dari kabinet. Hal lain, PKB selama ini belum memiliki sejarah sebagai partai oposisi. Artinya, kata dia, partai oposisi Jokowi di parlemen saat ini memang hanya menyisakan PKS.

Apabila PDIP nantinya jadi oposisi di sisa waktu pemerintahan Jokowi, Ali menilai lawan pemerintah di DPR masih belum mayoritas.

"Artinya yang tersisa PKS. Kalau kemudian nanti bergabung dengan PDIP di luar pemerintahan, itu komposisinya masih tersisa 20an persen. Artinya koalisi Jokowi masih the majority," kata Ali saat dihubungi, Kamis (22/2).

Menurut Ali, langkah Jokowi dengan cepat menemui Surya Paloh beberapa waktu lalu sebagai langkah cerdik. Pertemuan itu sekaligus menebalkan kekuatan pemerintah sebelum berhadapan dengan hak angket atau interpelasi DPR yang digawangi PDIP.

Berlanjut ke halaman berikutnya...

Posisi NasDem dan PKB

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER