Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy'ari mengatakan pemilih yang ikut pemungutan suara ulang (PSU) dengan metode kotak suara keliling (KSK) di Kuala Lumpur, Malaysia akan difoto wajah dan kartu identitasnya masing-masing.
Hasyim menyebut hal itu dilakukan agar untuk memastikan pemilih yang terdaftar yang menggunakan hak pilihnya.
"Untuk mengatasi, untuk mengantisipasi supaya orang yang tidak berhak ikut memilih, ketika orang itu akan milih dengan metode KSK, kami minta untuk difoto wajah dan juga ID atau identitas," kata Hasyim, Selasa (27/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Supaya orang yang hadir memang betul-betul orang itu.Jangan sampai orangnya enggak ada tapi suaranya ada," lanjutnya.
KPU mengatakan saat ini tengah melakukan pemutakhiran data pemilih. Sebab, pada proses pendataan daftar pemilih 2023 lalu, hanya 12 persen dari 490 ribu pemilih lolos dalam pencocokan dan penelitian (coklit).
Hasyim menyebut pemutakhiran data pemilih itu berdasarkan data daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu di Kuala Lumpur. Kemudian, akan dicocokkan dengan pemilih yang tidak ada di DPT.
"Misalkan DPTb pindah milih, kemudian DPK daftar pemilih khusus yang sama sekali belum masuk ke dalam DPT, yang hadir menggunakan hak pilih KSK, itu kan belum ada di DPT, nah nanti juga kita masukkan untuk jadi bahan penyusunan DPT PSU di Kuala Lumpur," ujarnya.
Sebelumnya, KPU RI memastikan PSU di Kuala Lumpur, Malaysia, akan dilaksanakan sebelum 20 Maret 2024.
"Tanggal 20 Maret 2024 itu adalah penetapan hasil pemilu oleh KPU, maka dijadwalkan sebelum tanggal itu harus sudah ada rekapitulasi hasil penghitungan dan pemungutan suara di Kuala Lumpur," kata Hasyim.
Lihat Juga : |