Ulumuddin menyebutkan selama bulan Ramadan, Masjid Raya Al-Mashun Medan tak hanya ramai dengan jamaah yang ingin menunaikan ibadah salat, tetapi juga tradisi unik yaitu pembagian bubur sop.
Tradisi pembagian bubur sop di Masjid Raya Al-Mashun Medan telah berlangsung sejak tahun 1960-an. Awalnya, bubur yang dibagikan adalah bubur pedas, makanan khas bangsawan Melayu. Namun, karena bahan-bahan dan proses pembuatannya yang rumit, sejak tahun 1970-an digantikan dengan bubur sop yang lebih sederhana.
"Tradisi ini dilakukan mulai 1960 an. Diawali para jemaah memasak bubur pedas buka puasa Ramadan. Tradisi ini masih dilaksanakan sampai sekarang. Dan ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara. Untuk cita rasanya tetap sama dari zaman dahulu sampai sekarang. Paling yang menyesuaikan itu tingkat kepedasan nya," ucap Yusra Dewi Siregar.
Bubur sop ini terbuat dari beras, daging sapi, kentang, wortel, dan bumbu rempah-rempah khas Melayu. Rasanya gurih dan hangat, cocok untuk berbuka puasa. Selama bulan Ramadan, bubur sop dibagikan secara gratis kepada jamaah dan masyarakat sekitar.
Untuk membuat bubur sop ini, Masjid Raya Al-Mashun Medan telah membuat persiapan minimal 10 hari menjelang bulan puasa. Kayu kayu bakar tampak ditumpuk di salah satu sudut gudang. Di gudang inilah nantinya para petugas akan memasak bubur sop yang disiapkan untuk menu berbuka puasa bagi jemaah, musafir dan masyarakat sekitar.
"Persiapan sudah dilakukan jauh jauh hari. Tenda, kayu bakar hingga meja meja panjang dan bangku juga ditata rapi. Jadi nanti disiapkan tiga tungku untuk memasak bubur sop ini. Yang memasak saya dibantu pekerja pekerja di sini, " ujar Tomo yang sudah 35 tahun memasak bubur sop untuk jemaah.
![]() |
Tradisi bubur sop di Masjid Raya Al-Mashun Medan memang selalu dinanti-nanti masyarakat. Setiap sore, menjelang waktu berbuka puasa, ratusan orang sudah antri dengan membawa mangkuk dan rantang untuk mendapatkan bubur sop.
Tomo yang merangkap sebagai petugas kebersihan Masjid Raya Al-Mashun Medan itu mengatakan khusus untuk jemaah masjid, bubur sop yang dihidangkan lebih dari 500 porsi.
Selain bubur sop, jemaah juga dapat mencicipi menu bukaan lainnya seperti teh manis, kurma, kue dan lainnya.
"Untuk memasak bubur sop ini dalam sehari menghabiskan 60 kg beras, daging sapi 20 kg, bawang, garam, daun sop, kentang, wortel dan lainnya. Bubur sop untuk jemaah disiapkan di meja panjang. Sedangkan untuk masyarakat yang ingin membawa pulang bubur sop bisa antri setelah salat Ashar, " ungkapnya.
Bagi masyarakat Medan, tradisi ini bukan hanya tentang menikmati bubur sop yang lezat, tetapi juga tentang kebersamaan dan berbagi di bulan Ramadan. Tradisi ini menjadi simbol kedermawanan dan semangat gotong royong yang masih terjaga di tengah masyarakat.