PKS Nilai Ambang Batas Parlemen Masih Bisa Naik Jadi 5 Persen

CNN Indonesia
Jumat, 08 Mar 2024 17:30 WIB
Menurut PKS ambang batas parlemen tetap diperlukan dan masih bisa dinaikkan ke 5 persen.
Politisi PKS Mardani Ali Sera. Menurut Mardani, ambang batas parlemen tetap diperlukan dan masih bisa dinaikkan ke 5 persen. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Politisi PKS Mardani Ali Sera menilai ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT) masih bisa dinaikkan ke dari empat persen ke lima persen. Menurutnya, ketentuan ambang batas parlemen tetap diperlukan.

"Angka empat persen masih rasional. Naik ke lima persen juga boleh. Tapi, ini perlu pertimbangan karena makin banyak suara yang hilang ," kata Mardani saat dihubungi, Jumat (8/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anggota Komisi II DPR itu menilai jumlah sembilan partai di parlemen saat ini sudah ideal. Namun, menurut Mardani, masih bisa dikurangi jadi tujuh atau enam partai.

Mardani pun berpendapat yang perlu diatur adalah bagaimana caranya agar suara publik di pileg tidak terbuang sia-sia.

"Kita tarik-menarik antara suara yang hilang dengan sample majority system, ini yang perlu ditemukan kalau buat saya. Yang selama ini sudah bagus dilanjutkan," katanya.

Mahkamah Konstitusi (MK) lewat putusan perkara nomor 116/PUU-XXI/2023 yang menyatakan ambang batas parlemen empat persen harus diubah sebelum Pemilu 2029.

Majelis hakim konstitusi mengatakan perubahan harus dilakukan terhadap norma ambang batas parlemen beserta besaran angka atau persentasenya. Perubahan harus berpedoman pada persyaratan yang telah ditentukan.

MK menyerahkan perubahan aturan ambang batas parlemen kepada pembentuk undang-undang. Namun, mahkamah menitipkan lima poin.

Salah satunya, besaran angka PT yang baru harus didesain untuk digunakan secara berkelanjutan.

Sejauh ini, NasDem mengusulkan agar ambang batas parlemen naik menjadi 7 persen. Usulan itu didukung sejumlah fraksi seperti PKB dan Golkar.

(thr/tsa)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER