Masjid Hidayatullah, Dua Abad Eksis di Antara Gedung Tinggi Jaksel

CNN Indonesia
Sabtu, 30 Mar 2024 06:00 WIB
Masjid Hidayatullah yang berdiri sejak 1747 di Setiabudi Jaksel sempat mengalami masa sulit pada 1980an, ketika didesak  digusur demi pembangunan gedung.
Masjid Hidayatullah berdiri di lahan yang diwakafkan warga keturunan Bugis dan Betawi bernama Muhammad Yusuf dan dibangun pada 1747. (CNN Indonesia/Lina Itafiana)

Masjid Hidayatullah sudah dipugar sebanyak tiga kali. Pertama, pada 2 Februari 1921. Kedua, pada 2 Februari 1948 dan terakhir sekitar 1998. Kendati demikian, pemugaran tak mengubah wajah asli bangunan masjid.

Thohir menuturkan, bangunan Masjid Hidayatullah mengusung tiga unsur kebudayaan yakni Betawi, Cina, dan Hindu.

Nuansa kebudayaan Betawi tampak pada ukiran jendela dan pintu. Sementara kebudayaan Cina diwakili dengan bentuk atap berundak khas klenteng. Lalu unsur kebudayaan Hindu ada pada menara kembar yang berada di belakang masjid.

Tiga unsur kebudayaan tersebut dipadukan menjadi satu dalam bentuk mimbar.

Mimbar masjid yang ada sejak 277 tahun silam itu hingga kini tetap berdiri kokoh. Menurut Thohir, butuh tenaga 30 orang untuk memindahkan mimbar yang terbuat dari kayu jati itu.

Masjid Hidayatullah terdiri atas dua bangunan utama yakni bangunan induk dan bangunan tambahan berupa aula.

Bangunan induk berada di bagian dalam dengan delapan tiang kayu jati yang menjadi penyangga. Permukaannya dihiasi ukiran menarik. Bagian bawah tiang terdapat hiasan sulur-suluran yang mengelilingi badan.

Kemudian bagian atas tiang terdapat elemen kayu berbentuk segitiga berjumlah empat yang berfungsi semacam konsol pada balok- balok di atasnya.

Mihrab dan mimbar Masjid Hidayatullah tampak menjorok keluar. Bentuknya berupa dua lubang berdampingan yang bagian atasnya terdapat dua lengkungan setengah lingkaran. Lubang sebelah kanan ditempatkan mimbar kayu yang penuh hiasan ukiran menawan.

Masjid Hidayatullah SetiabudiArea makam di samping Masjid Hidayatullah, Jakarta Selatan. (CNN Indonesia/Lina Itafiana)

Sementara bangunan baru tiga lantai dibangun pada 1998. Bangunan itu difungsikan untuk para jemaah yang ingin melaksanakan ibadah salat ataupun sekadar beristirahat.

Thohir menyebut Masjid Hidayatullah mampu menampung sebanyak 1.500 jemaah. Mayoritas jemaah merupakan karyawan kantoran yang bekerja di gedung-gedung tinggi sekitar masjid.

Karyawan-karyawan itu juga turut mengikuti berbagai kegiatan di Masjid Hidayatullah saat bulan Ramadan, seperti buka puasa bersama hingga salat tarawih berjamaah.

Selain dua kegiatan tersebut, Masjid Hidayatullah juga menggelar kultum setelah menunaikan ibadah salat dzuhur. Kultum dilakukan setiap Senin dan Rabu selama bulan Ramadan.

Thohir menuturkan Masjid Hidayatullah sempat menerapkan sistem prasmanan saat buka puasa pada era 1990. Kala itu, Masjid Hidayatullah menghabiskan 50kg beras setiap harinya. Jemaah yang hadir untuk berbuka puasa mencapai sekitar 400 orang.

Namun, buka puasa dengan sistem prasmanan itu berhenti setelah orang-orang yang bertugas untuk memasak meninggal dunia. Kini, Masjid Hidayatullah hanya menyediakan nasi kotak dan takjil untuk jemaah berbuka puasa.

(lna/kid)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER