Dengan berkembangnya waktu dan semakin banyaknya umat islam yang berdatangan untuk melakukan salat di masjid Al Baitul Qadim maka pada tahun 1984 dilakukan renovasi.
"Tahun 1984 dengan berkembangnya umat di sekitar disepakati untuk dilakukan pemugaran dengan dua lantai. Dan tahun 1994 baru selesai (renovasi)," jelas Abdul Syukur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemugaran tersebut kata Abdul Syukur diinisiasi Imam Birando Bin Taher yang juga keturunan dari Sya'ban bin Sanga, Birando melihat kondisi berkembangnya umat islam di Kampung Airmata cukup pesat. Oleh karena itu, dengan persetujuan jemaah yang ada di Kampung Airmata disepakati untuk merenovasi masjid Agung Al Baitul Qadim.
"1984 itu Imam Haji Birando Bin Taher cucu dari Sya'ban bin Sanga ini melihat kondisi berkembangnya umat islam di kampung ini cukup pesat, cukup banyak maka dengan persetujuan jemaah yang ada di Kampung Airmata ini bersepakat untuk merenovasi itu di tahun 1984 dengan dua laintai," jelas Abdul Syukur.
Abdul menerangkan asal muasal penyebaran agama Islam di Pulau Timor juga berawal dari Desa Airmata bahkan sampai ke Timor Leste.
"Sehingga asal peradaban muslim di Pulau Timor berawal dari Kampung Airmata dan masjid ini adalah simbol pemersatu dari berbagai suku dan etnis yang ada di Pulau Timor," tuturnya
Ditambahkan Abdul Syukur masih ada beberapa barang yang tersisa peninggalan masa lalu usai masjid Al Baitul Qadim direnovasi. Beberapa di antaranya adalah beduk, pemukul beduk, mimbar, tongkat, keranda, mimbar kayu, dan juga mihrab atau tempat untuk imam.
![]() |
Dari beberapa peninggalan yang masih tersisa hanya tongkat dan juga beduk dan pemukul beduk yang telah berusia lebih dari 200 tahun yang masih dipakai. Sedangkan Mihrab, keranda dan mimbar sudah tidak bisa pakai lagi karena telah termakan usia.
Dan sebagai pengingat sejarah, ada sebuah foto bangunan asli masjid Al Baitul Qadim berukuran 60 centimeter x 40 centimeter yang masih tergantung di salah satu dinding tembok di dalam masjid.
Usai direnovasi pada tahun 1994, masjid Agung Baitul Qadim Airmata memang tampak lebih megah. Gedung berlantai dua tersebut pun tidak pernah lagi direnovasi. Seluruh umat yang melakukan sembahyang dilakukan di lantai dua masjid yang saat berukuran 400 meter persegi.
Sejauh ini, ketika CNNIndonesia.com berkunjung ke sana, lantai dasar masjid sejauh ini sudah tak digunakan lagi dan hanya menjadi tempat penyimpanan barang. Padahal di lantai satu masjid yang telah berusia dua abad tersebut masih terdapat mihrab dan mimbar yang usianya juga sudah lebih dari 200 tahun.