Noto mengungkap tantangan terbesar dalam misi ini adalah mengalami gangguan atau jamming sinyal GPS. Mereka pun mesti menerbangkan pesawat secara konvensional.
"Yang paling menantang adalah kami tidak pernah melihat medannya seperti apa. Kemudian kami pada saatnya berangkat itu sudah di-warning bahwa daerah itu adalah daerah operasi, dan daerah itu sedang aktif daerahnya. Sehingga kemungkinan besar terjadinya jamming radio, jamming navigasi itu sangat mungkin terjadi," tutur dia.
"Dan itu (jamming) terjadi. Jadi, untuk itu kami kemarin sudah siap dengan segala pola operasinya, sehingga kami pun juga kemarin menerbangkan pesawatnya secara manual."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"(Jamming) terutama di GPS ya. Di GPS itu GPS-nya suddenly hilang. Sehingga kita harus mapping secara manual, kemudian menerbangkan secara konvensional," lanjut Noto.
Pihaknya memang merasakan kekhawatiran selama menjalankan misi ini. Hal itu bertalian dengan masih aktifnya konflik di daerah tersebut.
Kendati demikian, mereka percaya niat baik untuk memberikan bantuan kemanusiaan akan mendapatkan keselamatan dari Tuhan yang Maha Kuasa.
TNI pun berhasil menerjunkan 3,2 ton bantuan makanan dan obat untuk pengungsi di Gaza, Palestina pada Selasa (9/4).
"Kontingen Indonesia berjumlah 27 orang dipimpin oleh Kolonel Penerbang Noto telah berhasil melaksanakan air drop siang kemarin dengan Sandi Solidarity Path Operation," jelas Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto di Wisma A. Yani, Jakarta Pusat, Rabu (10/4).
Agus menjelaskan paket bantuan tersebut diterjunkan dengan menggunakan pesawat Hercules C-130J. Bantuan terdiri dari 20 paket dengan masing-masing berbobot 160 kilogram.
"Paket bantuan yang diterjunkan menggunakan pesawat C-130 tipe J adalah sebanyak 20 paket jadi dengan berat masing-masing 160 kilogram," terang dia.
"Jadi total logistik yang berhasil sampai di drop zone Gaza adalah sebanyak 3.200 kilogram yang berisi makanan dan obat-obatan yang dibutuhkan oleh saudara-saudara kita yang ada di pengungsian," kata dia.
Lebih lanjut, metode penerjunan yang dilakukan adalah low cost low altitude dengan ketinggian 2.000 kaki. Kontingen yang mengirimkan bantuan ke Gaza dijadwalkan untuk mendarat di Halim Perdanakusuma, Jakarta pada Kamis (11/4).
(pop/arh)