Endi menyampaikan berdasar hasil pemeriksaan digital forensik pada handphone Eko, didapati beberapa catatan yang ditinggalkan oleh Eko.
Ia pun membacakan catatan itu. Dalam note itu, Eko di antaranya menyinggung soal tidak ada gunanya untuk hidup lantaran tidak harapan untuk berkeluarga, tidak ada harapan untuk sekolah hingga tidak ada harapan di satuan.
Eko dalam catatannya juga menyinggung persoalan hutangnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harapan untuk berkeluarga tidak ada, harapan untuk sekolah tidak ada, harapan dianggap baik tidak ada. Harapan ada tempat di instansi tidak ada, harapan ada tempat di satuan tidak ada, harapan diterima orang orang sekitar tidak ada. Lalu apalagi yang mau diharapkan kalau tidak mati?" tulis Eko seperti dibacakan Endi.
Endi mengatakan pihaknya sebenarnya tidak ingin membuka hal tersebut ke publik karena ingin menjaga nama baik Eko. Namun, pihak keluarga yang awalnya memberi pernyataan ke media.
"Kami sudah upaya seoptimal mungkin jaga maruah keluarga, menjaga maruah almarhum karena bagian dari kami. Dengan terpaksa kami lakukan ini karena Pak Dedi membuka lewat media," ucapnya.
Endi melanjutkan dari pemeriksaan digital forensik, di handphone Eko ditemukan banyak riwayat pencarian 'bagaimana cara mati dengan cepat'.
Selain itu juga didapati riwayat download aplikasi judi online.
"Download judi online, jadi nyambung kenapa yang bersangkutan bunuh diri. Jadi kalau saya lihat pesan yang disampaikan, Satgas ini tiga minggu lagi kembali, beliau ketakutan dengan keadaan karena harus mengembalikan, sementara belum siap," ujarnya.
Endi mengatakan utang Eko mencapai Rp819 juta. Utang itu di antaranya dari rekan sesama dokter, dari rekan di satgas, warung di daerah operasi hingga dari bank.
"Untuk pastinya habis itu semua (untuk judi online), saya tidak pastikan di sini. Tetapi dari browsing yang ada, almarhum semua di judi online. Kenapa? karena beliau tidak beli barang apapun di daerah operasi," ujarnya.
Sebelumnya keluarga korban merasa ada yang janggal dengan kematian Eko.
Paman Abdul Sattar mengatakan korban awalnya dilaporkan tewas di dalam kamar mandi. Menurut informasi yang diterima pihak keluarga, Eko tewas bunuh diri dengan luka tembakan di bagian kepala.
"Kita menerima telepon bahwa almarhum Lettu Laut dr Eko Damara itu dinyatakan meninggal, ditemukan di kamar mandi dengan luka tembak di kepala. Kemudian ditanyakan keluarga apa penyebabnya, siapa yang nembak, kata mereka nanti diinformasikan setelah sampai di rumah duka ," kata Abdul dikutip detik.com, Senin (20/5).
Abdul mengatakan setelah kejadian itu, jasad dr Eko langsung dimandikan dan dikafankan. Kemudian, jasad Lettu Eko diberangkatkan dari Papua dan tiba di Stabat, Kabupaten Langkat, pada Senin, 29 April 2024.
"Nah hari itu juga diinformasikan, jenazah setelah dimandikan, dikafankan, terus diberangkatkan. Itu dievakuasi dari lokasi menggunakan helikopter terus dibawalah, sampai di rumah duka sekitar jam 3 sore tanggal 29 April 2024," sebutnya.
Pihak keluarga sudah curiga dengan kematian dr Eko. Alhasil, setelah jasad tiba, keluarga membuka kain kafan korban dan menemukan sejumlah luka lebam di tubuh dr Eko. Selain itu, ada juga bekas sundutan rokok di bagian punggung.
(yoa/isn)