Kapal Rusia Bawa 30 Ton Ikan Ditangkap di Laut Arafuru
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal ikan berbendera Rusia yang mencuri ikan di Laut Arafura, Aru, Maluku, di perbatasan Australia-Indonesia, Minggu (19/5) petang.
Kapal Pengawas (KP) Paus 01 milik KKP dikerahkan menuju wilayah perbatasan Australia-Indonesia. KP Paus 01 menemukan kapal ikan asing yang menjadi target operasi selama sebulan tersebut sedang menangkap ikan.
Aksi kejar-kejaran sempat berlangsung dramatis. Petugas sempat mengeluarkan tembakan beberapa kali ke udara untuk meminta nahkoda kapal segera menghentikan kapal. Namun, permintaan petugas tersebut tak diindahkan dan kapal terus menancap gas.
KKP juga mengerahkan satu buah helikopter yang mengejar kapal tersebut dari udara. Kapal ikan berukuran 870 GT yang dinahkodai WZJ pun memutuskan untuk menyetop kapal.
Berdasarkan manifes kapal ikan asing tersebut membawa sekitar 12 anak buah kapal berkebangsaan Rusia dan 18 anak buah kapal asal Indonesia.
Satu-persatu ABK langsung diamankan dan dievakuasi ke KP Paus 01 milik KKP. Mereka akan menjalani pemeriksaan intensif terkait penangkapan ikan ilegal hingga pemeriksaan izin dokumen pelayaran kapal.
Plt Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Kementerian Kelautan dan Perikanan Pung Nugroho mengatakan kapal ikan asing tersebut telah menjadi target operasi sejak satu bulan lalu.
"Kapal ikan asing ini jadi target kami selama sebulan, kami berhasil menangkap mereka pada 16 mil dib awah batas dari perairan Australia," ujarnya melalui keterangan tertulis, Senin (20/5).
Pung menyebut kapal ikan asing tersebut kedapatan membawa muatan sekitar 30 ton ikan berbagai jenis. Kapal ini memakai peralatan tangkap terlarang alias trawl yang dapat merusak terumbu karang.
Menurutnya, penangkapan ikan dengan peralatan terlarang tersebut membuat nelayan kecil yang mencari ikan di sekitar perairan Aru Maluku sempat mengeluh.
Ia bilang penangkapan terhadap kapal ikan asing setelah Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Trenggono menginstruksikan untuk menjaga kelestarian ekologi agar anak cucu bisa menikmati ikan yang melimpah di laut Indonesia.