Beri Dampak Positif, Sampoerna Terus Pacu Pengembangan SDM Indonesia

Advertorial | CNN Indonesia
Rabu, 22 Mei 2024 00:00 WIB
PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) menegaskan komitmennya untuk senantiasa aktif terlibat dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia.
Jakarta, CNN Indonesia --

PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) menegaskan komitmennya untuk senantiasa aktif terlibat dalam pengembangan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Tak hanya internal, Sampoerna juga mengembangkan mitra usaha sepanjang rantai pasok hingga masyarakat luas, seperti para pelaku UMKM serta petani tembakau dan cengkih di Indonesia.

Presiden Direktur Sampoerna, Ivan Cahyadi mengatakan, pengembangan SDM adalah kunci bagi Sampoerna untuk terus bertumbuh lewat inovasi, sekaligus wujud upaya peran aktif dalam kontribusi bagi perekonomian nasional.

"Saya punya komitmen untuk melanjutkan komitmen Sampoerna, yakni selalu fokus pada pengembangan SDM untuk Sampoerna, dan untuk Indonesia," kata Ivan dalam wawancara media di Jakarta, Selasa (14/5).

Dalam berkarier selama 27 tahun di Sampoerna, Ivan mengatakan bahwa Sampoerna berinvestasi besar untuk membantu dirinya berkembang hingga saat ini. Menurutnya, komitmen pengembangan SDM didasarkan pada moto perusahaan, yakni Anggarda Paramita (Menuju Kesempurnaan) dan Falsafah Tiga Tangan Sampoerna.

Lewat moto Anggarda Paramita, Sampoerna percaya bahwa pekerjaan menuju kesempurnaan merupakan upaya tanpa henti melalui kerja keras dan kesempatan pengembangan diri, sehingga bisa melakukan inovasi yang berdampak positif, baik bagi perusahaan dan masyarakat luas.

Hal itu sejalan dengan Falsafah Tiga Tangan yang berkaitan dengan kontribusi nyata Sampoerna bagi konsumen dewasa, karyawan, mitra usaha dan pemegang saham, serta masyarakat luas.

"Kami percaya dengan melakukan pembinaan SDM yang kuat, kami dapat berinovasi dalam hilirisasi produk. Inovasi itu selalu terkait erat dengan kualitas SDM," kata Ivan.

Adapun komitmen pengembangan SDM yang dilakukan Sampoerna mencakup dua sisi, yaitu internal atau bagi karyawan, dan eksternal, yakni bagi para mitra usaha dan masyarakat luas.

Untuk pengembangan SDM internal, Sampoerna memberikan kesempatan berkarier sekaligus pengembangan diri melalui banyak pelatihan terkait core skill atau pengembangan dengan pendekatan manajemen kinerja, serta skills for the future atau program pembelajaran yang menyediakan sertifikasi dari lembaga eksternal.

Guna memberikan pelatihan bagi karyawan, Sampoerna juga bekerja sama dengan sejumlah lembaga yang kredibel di dalam dan luar negeri. Tujuannya, meningkatkan kemampuan dan kapasitas.

Ivan menyatakan, Sampoerna ingin membantu karyawan mengeluarkan kemampuan terbaik sehingga bisa berkontribusi bagi perusahaan dan masyarakat.

Hal serupa juga dilakukan bagi karyawan yang memasuki masa purnatugas melalui program Holistic Program for Employability (HOPE) yang menyediakan beragam pelatihan, dari manajemen keuangan hingga kewirausahaan.

"Syarat karyawan untuk mengikuti berbagai pelatihan cuma satu, harus lulus," katanya.

Berkat berbagai upaya tersebut, saat ini banyak talenta Sampoerna yang bekerja di afiliasi Philip Morris International (PMI) di seluruh dunia, seperti di Amerika Serikat, Swiss, Italia, Portugal, Polandia, Romania, Jepang, Filipina, Thailand, Malaysia, Hongkong, Uni Emirat Arab, Meksiko, Mesir, dan Maladewa.

Sebaliknya, Sampoerna juga menjadi tempat belajar bagi para karyawan PMI. Saat ini, sejumlah karyawan PMI dan afiliasi dari berbagai negara seperti Swiss, Korea Selatan, Italia, Filipina, Malaysia, Thailand, Pakistan, Kazakhstan hingga India, tengah bekerja di Sampoerna.

Ivan meyakini, talenta Indonesia punya potensi dan kualitas yang sama baik dengan negara lain.

Pengembangan SDM Mitra Bisnis dan UMKM

Terkait pengembangan SDM para mitra bisnis dan UMKM, Sampoerna juga memiliki sejumlah program pendampingan. Melalui perusahaan pemasok, Sampoerna telah mendampingi lebih dari 22 ribu petani tembakau dan cengkih, menggelar program kemitraan yang dijalankan sejak 2009.

Sementara, para pelaku UMKM dapat mengikuti dua program unggulan, yaitu Sampoerna Retail Community (SRC) dan Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC), di bawah Payung Program Keberlanjutan Sampoerna Untuk Indonesia.

SRC adalah program pendampingan bagi pelaku usaha toko kelontong untuk berdaya memanfaatkan digitalisasi. Dimulai sejak 2008, SRC kini telah membina lebih dari 250 ribu toko kelontong di seluruh Indonesia. Total omzet SRC tercatat sebesar Rp236 triliun, setara dengan 11,36 persen dari total PDB ritel nasional pada 2022.

Adapun SETC adalah program pelatihan kewirausahaan terintegrasi yang hadir sejak 2007. SETC yang memiliki fasilitas pelatihan sebagai sarana pendukung yang berdiri di lahan seluas 27 hektare di Pasuruan, Jawa Timur, tercatat telah memberikan pendampingan komprehensif serta pengembangan kapasitas bagi 72 ribu pelaku UMKM di seluruh wilayah Indonesia.

"SETC hadir untuk membantu banyak orang agar bisa belajar menjadi entrepreneur yang baik," paparnya.

Ivan mengungkapkan, Sampoerna berinvestasi besar untuk membentuk ekosistem digital AYO by SRC yang menghubungkan Toko SRC dengan produsen atau mitra grosir dan konsumen.

Hingga saat ini, terdapat setidaknya tiga aplikasi pada ekosistem digital SRC, yakni My AYO by SRC yang menghubungkan pelanggan dengan Toko SRC, AYO Mitra by SRC yang menghubungkan mitra grosir dengan Toko SRC, dan AYO Toko by SRC membantu pemilik Toko SRC untuk mengelola usahanya, seperti memesan barang ke mitra SRC.

"Efek berganda ini luar biasa, bahwa kami bukan hanya punya bisnis, tapi Sampoerna itu punya dampak positif terhadap rantai pasok dan masyarakat sekitar. Jadi pengembangan SDM bukan hanya untuk karyawan tapi juga mereka yang terlibat dalam rantai pasok dan masyarakat luas," papar Ivan.

(adv/adv)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER