Wawan menyebut Pegi sudah lama tidak hidup di Desa Kepongpongan. Ia pun mengaku bingung ketika polisi memburu Pegi, lantaran terdapat lima orang warganya yang bernama Pegi. Terlebih, tidak ada foto saat polisi mengumumkan Pegi berstatus buron.
"Pegi yang kemarin dibawa pihak Kepolisian itu kehidupannya di kota," kata dia. "Kotanya itu biasanya di Pelandakan Majasem, jadi tidak bergaul dengan pemuda Kepongpongan,"
"Kalau mainnya di sekitar SMP 11 atau Pelandakan karena orang tuanya juga tempat tinggalnya ke situ," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Nur, warga Desa Kepongpongan, mengaku tidak pernah melihat Pegi. Namun, ia mengatakan mengenal keluarga Pegi yang sering berjualan kerupuk.
"Belum pernah kelihatan. Tidak menyangka. Keluarganya jualan kerupuk sambal asem," ucap Nur.
Lihat Juga : |
Polda Jawa Barat pun buka suara soal keaslian sosok Pegi alias Perong. Kabid Humas Polda Jabar Kombes Jules Abraham Abast mengatakan penyidik Ditreskrimum masih melakukan pendalaman.
"Masih pendalaman," kata Jules saat dikonfirmasi, Kamis (23/5).
Saat ditanya apakah yang didalami penyidik itu terkait dengan keaslian identitas Pegi. Jules hanya menjawab penyidik masih melakukan proses penyidikan.
Lebih lanjut, Jules hanya menyatakan saat ini Pegi telah ditetapkan sebagai tersangka. Namun, ia menyebut pihaknya belum bisa membeberkan soal jeratan pasal yang dikenakan terhadap Pegi.
"Belum bisa kita sampaikan," ujarnya.
Lihat Juga : |
Institute for Security and Strategic Studies (ISSES) meminta Polda Jawa Barat segera menggelar konferensi pers untuk menjawab kegaduhan soal keaslian sosok Pegi alias Perong.
Pengamat kepolisian dari ISSES, Bambang Rukminto mengatakan langkah ini perlu diambil oleh Polda Jabar agar asumsi publik tak semakin liar.
"Harusnya sesegera mungkin menggelar konpers, agar asumsi-asumsi yang beredar di publik tidak semakin liar," kata Bambang saat dikonfirmasi, Jumat (24/5).
Bambang juga menyebut Polda Jabar semestinya merespon kegaduhan ini secara cepat. Hal ini sesuai jargon 'Presisi' di era kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
"Sesuai jargon presisinya Kapolri. Respon yang cepat dan transparansi itu mutlak dilakukan," ujarnya.
(del/end)