Tebing setinggi 10 meter mengalami longsor hingga materialnya menutupi badan jalan di Dusun Saju, Desa Tehuro, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Sabtu (8/6) pagi. Akibatnya, akses di kawasan tersebut lumpuh.
Kepala Polsek Tehoru Iptu Anthon Kolauw mengatakan lokasi longsoran tersebut terjadi di tengah hutan sehingga tidak menelan korban jiwa. Namun, longsoran tersebut justeru memutus akses lalu lintas lumpuh total.
Warga yang hendak beraktivitas dengan sepeda motor sempat tertahan di tengah guyuran hujan selama beberapa. Mereka pun memutuskan untuk memikul sepeda motor di tengah kondisi jalan sedang tertutupi material lumpur dan batang kayu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Longsor terjadi pagi hari, sekitar subuh begitu,"ujarnya saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Sabtu (8/6).
Longsor ini terjadi di dua titik setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah pegunungan Pulau Seram Maluku sejak malam hingga pagi.
Longsor pertama terjadi pada Subuh dan longsor kedua terjadi sekitar pukul 14:35 WIT. Longsoran yang terjadi di dua titik tersebut hanya berjarak sekitar 200 meter.
"Jadi longsoran pertama dan kedua hanya berjarak 200 meter, lokasi masih di sekitar petuanan Tehoru," ucapnya.
Saat ini, kata dia, material longsor masih menutupi badan jalan dan belum dibersihkan. Kondisi cuaca di wilayah tersebut juga masih diguyur hujan dengan intensitas tinggi.
Sementara, Sungai Kawanua di Desa Tehoru, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, meluap dan menenggelamkan perkebunan warga hingga memutus badan jalan, Sabtu (8/6) pagi.
Menurut video dari warga, beberapa orang yang tengah beraktivitas sempat terjebak dan tertahan di ujung jembatan. Mereka sempat nyaris terbawa arus banjir meski akhirnya berhasil mengevakuasi diri.
Sementara itu, beberapa warga lain memilih bertahan di ujung jembatan karena khawatir dengan kondisi keselamatan mereka ketika menyeberangi sungai yang membawa sejumlah material batu dan batang pohon.
Sejumlah alat-alat berat milik Balai Jalan dan Sungai Wilayah Maluku sempat terjebak banjir. Alat-alat berat tersebut terparkir di tengah sungai saat hendak memperbaiki jembatan darurat yang diterjang banjir beberapa minggu pekan lalu.
Seorang anggota Polsek Tehoru Bripka Lekahena yang melaporkan dari lokasi banjir di jembatan Kawanua, Sabtu (8/6) pagi, mengatakan banjir terjadi ketika hujan dengan intensitas tinggi terus mengguyur wilayah pegunungan pulau Seram sejak malam hingga pagi.
Sejauh ini, hujan dengan intensitas tinggi masih mengguyur wilayah pegunungan Pulau Seram Maluku. Debit air di sungai Kawanua tersebut masih meninggi dan masih menenggelamkan jalan dan perkebunan warga.
Bencana sejenis melanda Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/6). Tembok pembatas Kantor Camat Manggis dan Polsek Manggis pun dilaporkan roboh.
"Tembok pembatas Kantor Camat Manggis dan polsek itu roboh. Tembok penyeker yang tembok keliling itu atau tembok batas kantor. Ini dampak hujan dari kemarin jam 8 malam sampai sekarang masih gerimis," ujar Camat Manggis I Putu Eka Putra Tirtana.
Namun, peristiwa tersebut memicu korban jiwa maupun warga mengungsi.
Secara total, kata dia, lebih dari 15 titik banjir tercatat di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali.
"Iya ada lebih dari 15 titik, ini masih saya data ulang biar pasti. Tapi sementara baru 15 titik," kata Eka.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kabupaten Karangasem Ida Bagus Ketut Arimbawa mengatakan tujuh rumah terdampak banjir di Kabupaten Karangasem.
Rinciannya, lima rumah warga di Desa Bugbug, Kecamatan Karangasem, dan satu rumah di Desa Sengkidu, Kecamatan Manggis, dan satu rumah di Kecamatan Sidemen.
Selain itu, juga terjadi longsor di Jalan Amlapura-Denpasar, tepatnya di wilayah Sang Hyan Ambu, Desa Bugbug, hingga lumpuh total akibat longsor.
"Yang terdampak sementara laporan ada kurang lebih tujuh rumah yang terdampak genangan air tapi sudah surut," kata Arimbawa, saat dikonfirmasi Jumat (7/6).
Banjir dan longsor di wilayah ini terkait dengan hujan lebat terjadi sejak Kamis (6/6) malam dan banjir dan longsor terjadi pada Jumat (7/6) pagi.
"Hujan kan dari kemarin (malam) durasi hujan cukup lama kemudian cukup lebat. Menyebabkan air di ladang masyarakat mengalir ke rumah warga sampai ke jalan," ujarnya.
(sai/kdf/arh)