Cuaca ekstrem berpotensi masih melanda sejumlah wilayah Indonesia, ketika mayoritas daerah mulai memasuki musim kemarau. Simak daftarnya.
Merujuk laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dalam Prospek Cuaca Seminggu Kedepan Periode 28 Mei - 3 Juni, ada sejumlah daerah yang masih akan dilanda cuaca ekstrem.
BMKG mengungkap berdasarkan prediksi global, regional, dan probabilistik model diprakirakan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat terdapat di sebagian wilayah Riau, Bengkulu, Kalimantan Barat, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan.
"PERINGATAN DINI: Masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap potensi cuaca ekstrem (puting beliung, hujan lebat disertai kilat/petir, hujan es, dll) dan dampak yang dapat ditimbulkannya," menurut BMKG.
"Seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin dalam satu minggu ke depan."
Berikut rincian wilayah yang mendapat peringatan dini cuaca ekstrem:
29 Mei
Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, Papua Selatan.
30-31 Mei
Aceh, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Bali, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, Papua Selatan.
1-3 Juni
Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua, Papua Selatan.
Beberapa dinamika atmosfer, kata BMKG, berpengaruh signifikan terhadap potensi peningkatan curah hujan seminggu ke depan.
Pertama, fenomena atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO) yang berada pada kuadran 3 (Indian Ocean) menunjukkan kontribusinya terhadap pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia.
Kedua, aktivitas gelombang atmosfer Rossby Ekuatorial yang diprakirakan aktif di wilayah Kalimantan Timur, Sulawesi, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan dalam sepekan ke depan.
Ketiga, gelombang atmosfer Kelvin yang diprediksi aktif di wilayah Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Jawa, Bali, NTT, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku, Papua Barat, Papua Tengah dan Papua Selatan dalam sepekan ke depan.
Keempat, peningkatan kecepatan angin hingga >25 knot terpantau di Laut Andaman, Laut Arafura dan Australia bagian utara yang mampu meningkatkan tinggi gelombang di wilayah sekitar perairan tersebut.
Kelima, daerah konvergensi (pemusatan angin) memanjang di Samudera Hindia barat Bengkulu, dari Pesisir barat Lampung hingga Perairan Kep. Mentawai, dari Kalimantan Timur hingga Perairan utara Malaysia.
Kemudian wilayah lainnya yakni di Laut Sulawesi, dari Teluk Tolo hingga Selat Makassar, dari Laut Halmahera hingga Sulawesi Utara. Di Laut Banda, dari Laut Arafura hingga Laut Flores, dari Papua hingga Papua Barat Daya, dan dari Papua Nugini hingga Papua Barat.
"Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah konvergensi tersebut," tandas BMKG.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati sebelumnya mengatakan saat ini sejumlah wilayah Indonesia sudah mengalami kondisi kering, khususnya di daerah-daerah yang berada di bagian selatan Khatulistiwa.
Hal tersebut berdasarkan Hari Tanpa Hujan (HTH) yang menunjukkan mayoritas wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara sudah mengalami HTH sepanjan 21-30 hari atau lebih panjang.
"Analisi curah hujan dan analisis sifat hujan untuk 3 dasarian terakhir juga menunjukkan bahwa kondisi kering sudah mulai memasuki wilayah Indonesia, khususnya di bagian selatan Khatulistiwa," kata Dwikorita.
Ia mengatakan sebanyak 19 persen dari zona musim (ZOM) sudah masuk muism kemarau, dan diprediksi sebagian besar wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara segera menyusul memasuki musim kemarau dalam 3 dasarian ke depan.
"Prediksi curah hujan wilayah Indonesia dan prediksi sifat hujan menyatakan bahwa kondisi kekeringan saat musim kemarau akan mendominasi wilayah Indonesia sampai akhir bulan September," jelas Dwikorita.
(rni/dmi)