Massa Buruh Demo Tolak Tapera Bertahan Diguyur Hujan Deras

CNN Indonesia
Kamis, 27 Jun 2024 14:29 WIB
Massa buruh tak bubar meski diterpa hujan deras. Mereka tetap berdiri membentangkan spanduk penolakan Tapera di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat.
Massa aksi aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) dan berbagai elemen masyarakat tetap melanjutkan demonstrasi menolak program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) meskipun diguyur hujan di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis (27/6). (CNN Indonesia/Lina Itafiana)
Jakarta, CNN Indonesia --

Massa aksi aliansi Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak) dan berbagai elemen masyarakat tetap melanjutkan demonstrasi menolak program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera) meskipun diguyur hujan di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis (27/6).

Peserta aksi tampak mengenakan jas hujan yang dijajakan oleh pedagang asongan di sekitar lokasi unjuk rasa. Beberapa ada yang menggunakan payung hingga spanduk demo agar terlindung dari guyuran hujan.

Namun tak sedikit massa aksi yang tidak menggunakan apapun untuk melindungi dari terpaan hujan. Mereka tetap berdiri membentangkan spanduk penolakan Tapera. Pakaian mereka pun basah terkena guyuran hujan deras.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di atas mobil komando, beberapa massa aksi tampak masih berdiri. Mereka terus menyuarakan kekecewaan kepada pemerintah.

Ketua Umum Konfederasi KASBI Sunarno mengatakan ada lima tuntutan yang disampaikan dalam aksi ini.

Pertama, menuntut Presiden Jokowi untuk mencabut Undang-Undang Tapera No.4 Tahun 2016 dan peraturan pemerintah turunannya.

Kedua, menuntut Presiden Jokowi agar membuka ruang dialog yang demokratis, partisipatif, transparan, dan inklusif dalam penyelenggaraan pembangunan perumahan untuk rakyat.

Ketiga, menuntut pemerintah membangun perumahan rakyat secara kayak, ekonomis/terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah, yang terintegrasi dengan tempat bekerja, dan akses moda transportasi modern.

Keempat, menuntut Presiden Jokowi agar mencabut Undang-undang Cipta Kerja nomor 6 tahun 2023 karena menjadi sumber utama penderitaan rakyat dan kaum buruh sehingga berakibat tidak memiliki kepastian kerja, upah murah, pesangon berkurang, dan pada akhirnya kesulitan memiliki rumah.

"Sejahterakan rakyat, berlakukan upah layak nasional dan jaminan kepastian kerja bagi kaum buruh," kata Sunarno.

(lna/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER