Sejarah Istana Jakarta dan Bogor yang Disebut Jokowi Bau Kolonial

CNN Indonesia
Selasa, 13 Agu 2024 15:37 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut Istana Kepresidenan di Jakarta dan Bogor berbau kolonial karena merupakan bekas warisan zaman Belanda.
Sejak menjadi Presiden RI, Jokowi dan Ibu Negara menetap di Istana Kepresidenan Bogor. Ia menempati salah satu bangunan yang ada di kompleks istana tersebut. (CNN Indonesia/Tiara Sutari)

Istana Kepresidenan Bogor bermula dari orang-orang Belanda yang bekerja di Batavia (Jakarta) mencari tempat untuk dihuni sebagai tempat peristirahatan.

Orang-orang Belanda beranggapan bahwa kota Batavia terlalu panas dan ramai, sehingga mereka perlu mencari tempat-tempat yang berhawa sejuk di luar kota Batavia.

Hal itu juga dilakukan oleh Gubernur Jenderal Belanda, G.W. Baron van Imhoff. Ia berhasil menemukan sebuah tempat strategis di sebuah kampung bernama Kampong Baroe pada 10 Agustus 1744.

Pada 1745, Gubernur Jenderal van Imhoff membangun sebuah pesanggrahan yang diberi nama Buitenzorg yang artinya bebas masalah/kesulitan.

Ia membuat sketsa bangunan dengan mencontoh arsitektur Blenheim Palace, kediaman Duke of Malborough, dekat kota Oxford di Inggris.

Penamaan Buitenzorg itu juga termasuk wilayah perkampungan di sekitarnya, yang kini dikenal sebagai Kota Bogor.

Gubernur Jenderal Belanda yang satu ini tercatat sebagai orang yang amat rajin membangun gedung. Namun, bangunan tersebut masih jauh dari selesai hingga masa dinasnya berakhir. Ia diganti oleh Gubernur Jenderal Jacob Mossel (1750-1761).

Istana Kepresidenan Bogor mengalami rusak berat pada masa pemberontakan perang Banten di bawah pimpinan Kiai Tapa dan Ratu Bagus Buang pada 1750-1754.

Kala itu, pasukan-pasukan Banten dengan gagah berani menyerang Kampong Baroe dan membakarnya. Namun, pemberontakan itu berakhir dan mereka terpaksa harus tersingkir. Bahkan, perang tersebut mengakibatkan Kesultanan Banten menjadi rampasan Kompeni.

Bangunan van Imhoff yang sudah rusak berat itu diperbaiki kembali dengan tetap mempertahankan arsitekturnya.

Pada masa kekuasaan Gubernur Jenderal Willem Daendels (1808-1811), gedung itu diperluas dengan memberikan penambahan lebar baik ke sebelah kiri maupun ke sebelah kanan gedung. Selain itu, gedung induk dijadikan dua tingkat.

Perhatian terhadap perluasan bangunan itu pun terus berlanjut. Perubahan besar terjadi pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Baron van der Capellen (1817-1826). Di tengah-tengah gedung induk didirikan menara dan lahan di sekeliling istana dijadikan Kebun Raya yang diresmikan pada 18 Mei 1817.

Istana Buitenzorg kembali mengalami kerusakan akibat gempa bumi yang mengguncang pada 10 Oktober 1834.

Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Albertus Yacob Duijmayer van Twist (1851-1856), bangunan lama terdampak gempa dirobohkan dan dibangun kembali menjadi bangunan baru satu tingkat dengan mengambil arsitektur Eropa Abad IX.

Selain itu, dibangun pula dua buah jembatan penghubung Gedung Induk dan Gedung Sayap Kanan serta Sayap Kiri yang dibuat dari kayu berbentuk lengkung.

Pembangunan Istana Buitenzorg selesai pada masa kekuasaan Gubernur Jenderal Charles Ferdinand Pahud de Montager (1856-1861).

Sembilan tahun kemudian tepatnya pada 1870, Istana Buitenzorg ditetapkan sebagai kediaman resmi para Gubernur Jenderal Belanda.

Namun, kala masa pendudukan Jepang dimulai, Gubernur Jenderal Tjarda van Starckenborg Stachouwer secara terpaksa harus menyerahkan istana ini kepada Jenderal Imamura, pemerintah pendudukan Jepang.

Sebanyak 44 gubernur Jenderal Belanda pernah menjadi penghuni Istana Kepresidenan Bogor tersebut.

Pada akhir Perang Dunia II, Indonesia menyatakan kemerdekaannya dan Jepang bertekuk lutut kepada tentara Sekutu.

Sekitar 200 pemuda Indonesia yang tergabung dalam Barisan Keamanan Rakyat (BKR) menduduki Istana Buitenzorg seraya mengibarkan Sang Saka Merah Putih.

Sayangnya, tentara Ghurka datang menyerbu. Para pemuda dipaksa keluar dari istana. Buitenzorg yang namanya kini menjadi Istana Kepresidenan Bogor diserahkan kembali kepada pemerintah Republik Indonesia pada akhir 1949.

Setelah masa kemerdekaan, Istana Kepresidenan Bogor mulai digunakan oleh pemerintah Indonesia pada Januari 1950.

(lna/fra)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER