Wakil Ketua Pemenangan pasangan calon (paslon) gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur Tri Rismaharini (Risma)-Zahrul Azhar Asumta (Gus Hans), KH Imron Fauzi mengingatkan bahwa janji tanpa bukti tidak mencerminkan amanah.
Hal itu diungkapkan Imron jelang pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024 pada 27 November mendatang. Adapun sejumlah catatan Imron antara lain mencakup janji konektivitas yang diakui penting.
Imron mengingatkan, masih ada wilayah yang tak tersentuh program Trans Jatim, seperti di Madura, Ngawi, serta Madiun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tanpa perencanaan matang dan eksekusi yang serius, janji ini hanya akan menjadi pengulangan narasi tanpa substansi," katanya.
Lalu, Imron menyinggung soal industri lokal Magetan yang berpotensi besar. Menurutnya, hingga saat ini tak tampak kontribusi nyata dari paslon lain untuk mendukung hal itu, meski telah menjanjikan pembangunan exit tol di Magetan.
Isu selanjutnya adalah soal lingkungan. Imron menilai, masalah tersebut seperti diabaikan oleh paslon lain, termasuk soal pengelolaan sampah dan pencemaran Sungai Brantas akibat limbah industri serta limbah rumah tangga.
"Jawa Timur memproduksi lebih dari 5,7 juta ton sampah per tahun, tetapi sekitar 2,5 juta ton di antaranya tidak terkelola dengan baik. Jika ini terus dibiarkan, dampaknya akan dirasakan oleh generasi mendatang," kata Imron.
Dirinya menegaskan, pengabaian isu lingkungan ini bukan hanya bentuk kelalaian, melainkan menjadi pengkhianatan terhadap rakyat.
Berbeda dengan paslon lain, Risma-Gus Hans disebut memiliki pendekatan yang berbeda, dengan solusi yang lebih membumi dan berfokus pada kebutuhan rakyat.
Beberapa program unggulan seperti transportasi multifungsi, revitalisasi sungai dan penghijauan, serta pembangunan jalan tembus guna mempercepat akses antarwilayah diyakini akan mendorong kemajuan Jatim secara signifikan.
"Risma telah membuktikan keberhasilannya di Surabaya, sehingga ada harapan besar bahwa janji-janji ini akan diwujudkan, bukan sekadar kata-kata," ujar Imron.
Lebih lanjut, Imron mengingatkan masyarakat Jatim bahwa memilih pemimpin merupakan amanah besar. Maka, dirinya mendorong warga Jatim untuk memilih dengan hati dengan berdasarkan fakta, bukan janji semata.
"Pilkada Jawa Timur 2024 adalah momen krusial bagi kita untuk menentukan masa depan provinsi tercinta ini. Sebagai warga Jawa Timur, kita dihadapkan pada pilihan: mempertahankan kepemimpinan saat ini atau memberi peluang pada pemimpin baru yang menjanjikan solusi nyata untuk tantangan besar yang kita hadapi," katanya.
"Petahana sudah diberi waktu untuk membuktikan diri, tetapi hasilnya belum memenuhi harapan. Jangan sampai kita terjebak pada janji-janji yang sama tanpa bukti nyata. Inilah saatnya kita memilih pemimpin yang benar-benar bekerja untuk rakyat, bukan hanya berbicara kepada rakyat," lanjut Imron.
(rea/rir)